Oleh: Alpiadi
Prawiraningrat
Judul Asli: Open The Social Science (terjemah: Lintas Batas Ilmu Sosial)
Penulis:
Immanuel Wallerstein
Data Publikasi: Wallaerstein, Immanuel. 1996. Open
the Social Science. California: Standford University Press. Ch.1 – Ch.3 (Review berdasarkan buku terjemah bahasa Indonesia).
Apakah itu ilmu? Bagaimanakah perkembangan ilmu
pengetahuan terutama ilmu pengetahuan sosial? Lalu ilmu sosial seperti apa yang
seharusnya kita kembangkan? Pertanyaan
semacam selalu muncul tatkala kita mencoba memahami esensi dari ilmu serta
perkembangannya sampai saat ini. Immanuel
Wallerstein, seorang president
International Association dan
direktur Frenand Braudel Center for the study of economies, historial sysytems,
civilitations serta profesor
Bringhamton University, menulis mengenai Open the Social Science.
Menurut
Wallerstein, ilmu merupakan suatu bentuk upaya dalam penemuan kebenaran dan
penjelajahan realitas objektif, menggunakan metode yang memungkinkan kita
keluar dari pikiran (mind). Ilmu mampu memotivasi diri manusia agar dapat
membuka pikiran secara lebih luas. Sejatinya
ilmu tidak hanya memiliki keterkaitan dengan alam semata melainkan tentang
kehidupan manusia. Artinya bahwa ilmu
seharusnya dapat digunakan dalam realita manusia tidak hanya dalam pemikiran
imajinatif (cogitate) dan menulis
tentang renungan-renungan (cogitations)
seperti halnya filsafat.
Perkembangan
ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya ilmu sosial dipengaruhi oleh tiga dimensi
filsafat ilmu pengetahuan yaitu: evaluatif; normatif dan kritis. Ilmu sosial memerlukan waktu sangat panjang
dalam upaya memisahkan diri dari ilmu alam dan ilmu kemanusiaan. Karena seperti perubahan sosial dan kebutuhan
sosial, kedua hal tersebut memerlukan fokus dan kajian tersendiri.
Selain
itu, menurut Immanuel Wallerstein kontruksi ilmu sosial terus berkembang terutama
di kisaran abad ke-18 hingga tahun 1945.
Perkembangan ilmu sosial berkembang sangat pesat. Cukup menarik apa yang ditulis oleh Immanuel
Wallerstein, bahwa “antara 1850 hingga
1945, suatu rangkaian disiplin ilmu muncul untuk didefinisakn sebagai arena
pengetahuan yang diberi nama Ilmu Sosial.” Hal tersebut tersebut didasarkan pada fakta
penciptaan beragam disiplin ilmu pengetahuan sebagai upaya melindungi dan
memajukan ilmu pengetahuan secara objekti dan realistis dengan dasar fakta
empiris dengan munculnya berbagai kajian di universitas-universitas terkemuka. Pada
tahun 1945 ilmu sosial terpisah dari ilmu alam yang mengkaji berbagai hal yang
bersifat non-manusia dan ilmu kemanusiaan yang dikontruksikan sebagai hasil
dari kebudayaan, spiritual dan ritual.
Lalu
bagaimana perkembangan dan peran ilmu
sosial setelah tahun 1945? Pada masa itu, kajian ilmu sosial dipengaruhi
oleh tiga perkembangan penting. Pertama, perubahan struktur politik
dunia; Kedua, kapasitas produksi pangan dan tingkat pertumbuhan penduduk; Ketiga,
pelipatgandaan jumlah ilmuwan sosial yang profesional. Berubahnya kondisi masyarakat sebagai dari
ekuvalensi perubahan sosial di atas, memberikan konsekuensi terhadap ilmu
sosial terutama perbedaan antara kajian-kajian ilmu sosial sebagai pengaruh
dari kajian dunia non-modern dan modern.
Immanuel
Wallerstein juga menambahkan terdapat beberapa dimensi – dimensi sebelum
akhirnya restrukturisasi ilmu sosial, yaitu: (1) implikasi penolakan terhadap
perbedaan ointologis antara manusia dan alam; (2) implikasi penolakan untuk
mempertimbangkan negara sebagai satu-satunya tindakan sosial terjadi; (3) implikasi penerimaan ketegangan tak
bekesudahan antara universal dan partikular; serta, (4) jenis objektivitas yang
masuk akal dalam peran premis ilmu-ilmu yang terus berkembang.
Mendorong
ilmu sosial ke arah yang melawan fragmentasi pengetahuan dapat mendorongnya
suatu objektivitas bermakna sebagai upaya memajukan kemungkinan tercapainya pengetahuan
lebih objektif. Selain itu, memberikan
perhatian kepada tiga dimensi di atas dapat membantu mengembangkan jenis
pengetahuan yang lebih absah. Hal tersebut dapat menjadi landasan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial yang sesuai untuk saat ini.
lalu apa saja faktor pendorong perkembangan ilmu pengetahuan sosial ini ?
BalasHapusDi waler ih~
BalasHapus