Pages

Rabu, 01 Agustus 2012

“Harmoni Pancasila untuk Menjaga Budaya Bangsa”



Oleh Alpiadi Prawiraningrat

Penulis: Sayidiman Suryohadiprojo, Mantan Gubernur Lemhannas
Data Publikasi: http://sayidiman.suryohadiprojo.com / 18 Oktober 2011; Pukul 20.35 WIB

Apakah itu pancasila?  Apakah keterkaitan antara pancasila dan budaya Indonesia?  Pertanyaan tersebut selalu muncul tatkala kita membandingkan hubungan antara pancasila sebagai ideologi bangsa dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.  Pertanyaan tersebut menjadi pemicu kali ini.  Sayidiman Suryohadiprojo, Mantan Gubernur Lemhannas dan pengamat kebudayaan Indonesia, menulis mengenai pancasila dan budaya Indonesia.

Menurut Sayidiman, pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang merupakan rumusan serta pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia, artinya setiap kegiatan dalam segi kehidupan warga negara  Indonesia hendaknya selalu berlandaskan pancasila.

Dalam pancasila terkandung harmoni yang merupakan dasar munculnya keselarasan di tengah keberagaman dan perbedaan budaya yang dimilki bangsa Indonesaia.  Harmoni atau keselarasan tersebut tergambar dalam pancasila berupa: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Bentuk dari harmoni tersebut menjadikan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lain, bahkan bertentangan dengan sikap budaya dunia Barat.  Karena sikap budaya harmoni yang dimiliki pancasila memandang kebersamaan atau masyarakat sebagai pilar utama dalam kehidupan bangsa, sedangkan budaya Barat menganggap bahwa individu manusia sebagai nilai utama dan aspek terpenting dalam kehidupan bangsa.  Itu sebabnya dunia Barat menghasilkan individualisme dan liberalisme, diikuti materialisme.

Sejarah telah membuktikan, meskipun bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan dan praktek imperialisme.  Kehidupan masyarakat Indonesia dapat terpelihara sesuai prinsip harmoni, toleransi, kontinuitas.  Hal ini disebabkan karena harmoni pancasila yang dimiliki bangsa Indonesia telah menjadi landasan yang sesuai bagi masyarakat Indonesia.

Akan tetapi, sejak pertengahan abad ke-20 hegemoni dunia Barat meningkat drastis, baik kapitalistis maupun komunistis.  Akibatnya, saat ini bangsa Indonesia kian sukar memelihara sikap budaya harmoni pancasila.  Hal tersebut dibuktikan dengan semakin tersisihnya sifat gotong royong dalam kehidupan masyarakat.

Di Indoneisa, pada saat ini tidak hanya sifat gotong royong yang sulit ditemukan.   Toleransi antar umat beragama makin tiada, dan yang lebih berbahaya, semakin banyak yang mengabaikan kontinuitas keindonesiaan terutama dalam kehidupan generasi muda Indonesia.  Fenomena tersebut disebabkan karena pengaruh dari hegemoni barat yang semakin meningkat dalam kehidupan masyarakat kita.

Oleh Karena itu, untuk memperkuat sikap budaya Indonesia diperlukan  perjuangan yang tidak mudah.  Banyak sekali aspek yang harus terpenuhi, diantaranya: (1) Sikap kepemimpinan yang teguh; (2) Mempunyai pemahaman budaya;  dan (3) Memilki visi yang luas.  Hal ini  disebabkan, karena di satu pihak, harus ditegakkan kembali sikap harmoni yang terwujud dalam gotong royong. Di pihak lain, harus mengambil berbagai unsur luar yang bermanfaat tanpa mengorbankan harmoni sebagai sikap budaya Indonesia.

Melihat pembahasan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia serta terkandung harmoni di dalamnya,  merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga budaya bangsa Indonesia di tengah gencarnya hegemoni Barat.  Uraian Sayidiman Suryohadiprojo tersebut, dapat dikutip untuk menunjukan bahwa terdapat keterikatan antara pancasila dan budaya Indonesia dalam bentuk harmoni yang terdapat dalam pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar