Pages

Jumat, 27 Desember 2013

“Analisa Pidato Presiden Republik Indonesia Mengenai Globalisasi”



         Perkembangan teknologi dan informasi memfasilitsi globalisasi untuk berkembang dan menjadi isu yang menarik untuk diperbincangkan oleh setiap kalangan, termasuk kepala negara seperti halnya Presiden.  Begitupun dengan Indonesia, pasca reformasi hampir setiap Presiden menyebutkan kata globalisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.  Tulisan ini mencoba memaparkan beberapa pidato presiden Republik Indonesia yang menyebutkan globalisai baik dalam acara pidato kenegaraan kemerdekaan Republik Indonesia ataupun dalam forum-forum nasional maupun international.
            Selama masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata globalisasi selalu menjadi bagian dari isi pidato yang disampiakanya dalam acara pidato kemerdekaan republik Indonesia. Sebagai contoh, pidato kemerdekaan republik Indonesia tahun 2013, kata globalisasi disebutkan sebagai suatu fenomena dimana Indonesia ikut serta di dalamnya. Partisipasi Indonesia sebagai jawaban atas tantangan globalisasi tersebut mengingat peran Indonesia menjadi ketua dan tuan rumah perte-muan puncak Asia-Pacific Economic Cooperation, APEC, di Bali, pada bulan Oktober mendatang. Tema pertemuan APEC di bawah kepemimpinan Indonesia adalah Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth”. Di penghujung tahun ini juga, Indonesa akan menjadi tuan rumah dua pertemuan penting lainnya: World Cultural Forum dan pertemuan tingkat menteri World Trade Organization—WTO. Kontribusi internasional Indonesia dalam menghadapi globalisasi juga tercermin melalui peran dalam berbagai misi pemeliharaan perdamaian dunia. Indonesia telah menjadi salah satu penyumbang utama sejumlah misi perdamaian PBB.. Secara aktif kita juga memperjuangkan terbangunnya kemitraan global, agar dunia dapat bersama-sama mengha-puskan kemiskinan dalam bingkai pembangunan berkesi-nambungan dan berkeadilan—sustainable growth with equity.
Sedangkan dalam pidato tahun 2012, globalisasi menjadi isu yang dibahas terutama terkait dengan perkembangan politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah, yaitu Palestina, Indonesia secara konsisten dan prinsipil senantiasa memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina untuk merdeka dan berdaulat, sebagai bentuk partisipasinya dalam menjaga perdamian global.
Isu globalisasi juga kembali disebutkan dalam pidato kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 2011. Di mana pada saat itu dunia menghadapi situasi global yang tidak menentu, diantaranya adalah krisis utang di beberapa negara Eropa dan guncangan perekonomian Amerika Serikat; krisis politik di beberapa negara kawasan Timur-Tengah dan Afrika Utara; masih belum pulihnya perekonomian Jepang pasca-Tsunami dan bencana reaktor nuklir; serta fluktuasi harga komoditas dunia, terutama pangan dan energi. Untuk menghadapi kondisi di era globalisasi tersebut, Indonesia dengan semua instrumen kebijakan telah siap menghadapi krisis dan memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mengatasi keadaan yang tidak menentu pada masa itu. 
Begitupun dengan pidato kemrdekaan Republik Indonesia pada tahun 2008 dan 2009. Globalisasi diungkapkan kembali dalam pidato presiden, sebgai respon akan keberhasilan Indonesia mengatasi krisis global yang berlangsung sepanjang 2008 dan 2009.
Pada tahun 2010 globalisasi menjadi bagian isu dalam pidato kenegaraan Presiden dalam kemerdekaan Indonesia terutama upaya yang dilakuakan Indonesia dalam menghadapi globalisasi dengan  menempuh “politik luar negeri ke segala arah”, atau “all directions foreign policy”. Dengan tujuan dapat mempunyai “sejuta kawan, tanpa musuh”, “a million friends, zero enemy”.  Indonesia di pentas internasional semakin besar. Potensi Indonesia untuk berkontribusi terhadap masalah-masalah kawasan dan global, juga semakin terbuka lebar. Disamping itu, diangkatnya isu globalisasi mengingat bahwa bagi Indonesia politik bebas aktif saja tidak cukup. Indonesa harus menjalankan diplomasi bebas, aktif, dan transformatif. Indonesia harus meningkatkan kinerja diplomasi bebas aktif agar lebih berorientasi pada penciptaan peluang, karena dalam era G20, dalam era globalisasi, inilah saatnya Indonesia semakin mendunia. Inilah saatnya prestasi, produk, budaya, dan ide-ide Indonesia semakin menjadi bagian dari dinamika di tingkat global.
Sedangkan dalam masa pemerintahan kepresidenan sebelumnya, isu globalisasi juga diungkapkan dalam berbagai keempatan. Sebagai contoh Pidato dalam masa kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid tahun 2001 dalam pertemuan tingkat kepala pemerintahan negara anggota Konferensi Tingkat Tinggi G-15 dengan agenda utama pertemuan tersebut lebih menitikberatkan pada pembicaraan menyangkut persoalan yang dihadapi negara-negara berkembang. Misalnya saja kesenjangan teknologi antara negara maju dan negara berkembang. Presiden Wahid hanya menyampaikan kata pembukaan secara singkat. Menurut dia, pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) penting untuk bisa bersaing dalam era globalisasi, seperti saat ini.
Hal yang menarik mengenai globalisasi justru diungkapkan pada masa kepresidenan B.J Habibie yang mengungkapkan bahwa salah satu alasan mengapa Pancasila seolah "lenyap" dari kehidupan kita adalah karena situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945, 66 tahun yang lalu telah mengalami perubahan yang amat nyata dan perubahan tersebut dikarenakan terjadinya proses globalisasi dalam segala aspeknya.  Cukup menarik bagaimana globaliasai yang banyak diyakini memberikan dampak positif oleh para akademisi barat, namun ternyata dalam implementasinya di negara dunia ketiga khususnya Indonesia justru memberikan dampak negatif, berupa lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Hal tersebut menjadi refleksi bagi kita bagaimana globalisai sebagai suatu fenomena, yang didalamnya terkandung penanaman nilai-nilai yang bersifat universal tidak selamanya selaras dengan kehidupan bangsa Indoneisa. Sehingga penting bagi kita untuk dapat memilah dan memilih perubahan yang dilakukan dalam proses globalisasi, mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Sumber:

Ismail., Rachmadin. Pidato Lengkap BJ Habibie yang Memukau.  http://news.detik.com/read/2011/06/01/113343/1651577/10/2/pidato-lengkap-bj-habibie-yang-memukau.  Diakses pada Sabtu, 7 September 2013; Pukul 15.00 WIB.

Suditomo, Arif. Presiden Wahid: TI Penting untuk Bersaing di Era Globalisasi. http://news.liputan6.com/read/13892/presiden-wahid-ti-penting-untuk-bersaing-di-era-globalisasi. Diakses pada Sabtu, 7 September 2013; Pukul 15.35 WIB.

http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2011/08/16/1692.html. Diakses pada Sabtu, 7 September 2013; Pukul 15.30 WIB.
http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2010/08/16/1457.html. Diakses pada Sabtu, 7 September 2013; Pukul 15.30 WIB.
http://www.setkab.go.id. Diakses pada Sabtu, 7 September 2013; Pukul 15.36 WIB.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar