Dalam
tulisan Iris Marion yang berjudul “Affirmative
Action and the Myth of Merit” dijelaskan bahwa affirmative action merupakan upaya dua
arah, selain sebagai upaya pemenuhan hak individu yang didasarkan atas kemampuan (merit), juga sebagai kebijakan
dalam melindungi pihak-pihak yang kerap
kalu merasa mengalami diskriminasi, sehingga memiliki kesempatan yang sama
dalam berbagai hal, sebagai contoh adalah isu kesenjangan kesempatan dalam
memperoleh lapangan pekerjaan antara laki-laki dan perempuan, karena terkadang
terdapat beberapa sektor kerja yang dikhususkan untuk laki-laki dan perempuan
sulit untuk masuk ke dalam sektor pekerjaan tersebut, sebagai contoh adalah buruh. Tidak hanya dalam kontkes pekerjaan, tulisan ini juga membahas
mengenai substansi bahkan kritik
terhadap konsep affirmative action itu
sendiri, serta menunjukan bagaimana
affirmative action diimplementasikan dalam
berbagai bidang termasuk politik.
Terdapat
ungkapan yang cukup menarik dari artikel yang ditulis Marion tersbut, bahwa:
“Affirmative action
programs are in place they do indeed have some success in redistributing
desirable positions among women and people of color who otherwise probably
would not get them. While some would argue that procedures of formaly equal
treatment should not be violated in order to produce more just patterns in the
distribution of positions..”[1]
Affirmtive action
yang didasarkan merit sistem diyakini mampu menghilangkan konsep individualitas
dengan menempatkan individu dalam posisi atau sektor tertentu sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya. Hal tersebut memungkinkan individu untuk
memperoleh apa yang menjadi haknya sebagai contoh adalah lapangan pekerjaan
didasarkan kemampaun yang dimiliknya tanpa ada diskriminasi baik dari jenis
kelamin ataupun warna kulit. Namun perlu
juga dipahami bahwa terkadang terdapat prosedur formal yang memungkinkan
munculnya diskriminasi sehingga perlu juga dideskkripsikan bagiamana
implementasi dari konsep affirmative action itu sendiri sehingga
dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat
dengan program-program yang mudah untuk dimengerti guna meminimalisir
pihak yang menentang yang didasarkan pada asumsi-asumsi yang salah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar