Perkembangan pasar dewasa ini telah memberikan
kemajuan pada perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ini, pada
gilirannya bereaksi terhadap semakin meluasnya industri; dan sebanding dengan hal
tersebut maka hal yang sama terjadi kepada borjuasi yang semakin berkembang,
kapitalnya bertambah dan tetap menciptakan dualisme masyarakat berdasarkan kelas.
Demikianlah yang coba ditunjukan dalam film yang berjudul “Communist Manifestoon” yang memiliki keselarasan dengan isi pamflet
yang ditulis K.
Marx dan F. Engels yang dikenal dengan Manifesto Partai
Komunis. Terdapat hal menraik bagaimana
kedua sumber tersebut mencoba menunjukan bahwa borjuasi telah memberikan
dampak terhadap beberapa aspek, di antaranya penghapusan hubungan feodal
patriarki, merusak hubungan kekeluargaan, menghapuskan keadaan hak milik.
Pada era modern ini, borjuasi telah dapat memperoleh
kekuasaan dan mengakhiri semua hubungan feodal patriarki. Borjuasi telah
memutuskan pertalian feodal yang beraneka ragam yang mengikat manusia dan tidak
meninggalkan ikatan lain antar manusia dengan manusia selain darikepentingan
individu semata, yaitu "pembayaran tunai". Borjuasi telah
menanggalkan anggapan mulia terhadap setiap jabatan yang selama ini dihormati
dan dipuja dengan penuh ketaatan, sebagai conotoh borjuasi telah mengubah
dokter, advokat, pendeta, penyair, sarjana menjadi buruh yang upahannya dibayar.
Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial dan
hubungan kekeluargaan. Borjuasi telah merobek perasaan kekeluargaan dan
individu sebagai makhluk sosial, dengan memerosotkannya menjadi hubungan uang atau
materi belaka. Borjuasi telah menciptkan manusia menjadi robot-robot bernyawa
yang mampu di dikte untuk kepentingan pemilik modal dan menjadikan uang atau
materi sebagi tolak ukur atau imbalan yang diberikan kepada manusia atas usaha
yang dilakukanya. Saya sependapat dengan apa yang diungkapkan tersebut,
bagaimana borjuasi di era modern ini
telah membentuk manusia menjadi kaum buruh, dikumpulkan dalam pabrik
diorganisasi seperti serdadu. Sebagai serdadu biasa dari tentara industri
mereka diatur di bawah perintah suatu susunan kepangkatan yang rapi. Mereka itu
tidak hanya menjadi budak kelas borjuis dan budak negara borjuis saja, akan
tetapi mereka juga diperbudak oleh mesin-mesin, oleh mandor-mandor, dan
terutama sekali oleh tuan pabrik borjuis sendiri.
Selanjutnya, kebutuhan akan pasar yang senantiasa
meluas untuk barang-barang hasilnya mengejar borjuasi ke seluruh muka bumi. Ia
harus bersarang di mana-mana, bertempat di mana-mana, mengadakan
hubungan-hubungan di mana-mana. Melalui penghisapannya atas pasar dunia borjuasi
telah memberikan sifat kosmopolitan kepada produksi dan konsumsi di tiap-tiap
negera. Oleh karena itu, borjuasi senantiasa semakin bersemangat menghapuskan
keadaan terpencar dari penduduk, terutama alat-alat produksi, dan hak milik
individual. Borjuasi telah menimbun penduduk dengan cara pemusatan alat-alat
produksi, dan mengkonsentrasikanya menjadi milik beberapa tangan. Akibat yang
sudah seharusnya dari hal ini adalah pemusatan politik. Hal tersebut
berimplikasi terhadap propinsi-propinsi merdeka atau yang mempunyai hubungan
tidak begitu erat dengan kepentingan-kepentingan undang-undang pemerintah dan
sistim pajak yang berlain-lainan menjadi terpadu sebagai satu nation dengan satu pemerintah, satu tata
undang-undang, satu kepentingan-kelas nasional, satu perbatasan dan satu tarif
pabean.
Berdasarkan uraian di atas nampak bagaiamana
borjuasi memaksakan penghancuran sejumlah besar tenaga-tenaga produktif juga
merebut pasar-pasar baru dan menghisap pasar-pasar yang lama dengan cara yang
lebih sempurna, yang salah satunya melalui perdagangan bebas. Itu artinya,
dengan membukakan jalan untuk krisis-krisis yang lebih luas dan lebih
merusakkan, dan mengurangi syarat-syarat yang dapat mencegah krisis-krisis itu.
Krisis yang terjadi di atas didasarkan atas industri
modern yang telah mengubah bengkel kecil milik majikan patriarkal menjadi
pabrik besar kepunyaan kapitalis industri. Lapisan rendahan dari kelas
menengah, sperti pengusaha kecil, kaum tani, semua
berangsur-angsur jatuh menjadi proletariat, sebagian oleh karena kapitalnya
yang kecil tidak cukup untuk menjalankan industri besar dan menderita kekalahan
dalam persaingan dengan kaum kapitalis besar, sebagian oleh karena keahlian
mereka menjadi tidak berharga untuk cara-cara produksi yang baru.
Menarik atas ungkapan yang dinyatakan bahwa untuk
menjadi seorang kapitalis, orang tidak saja harus mempunjai kedudukan perseorangan semata-mata,
tetapi kedudukan sosial dalam
produksi. Kapital adalah suatu hasil kolektif, dan ia hanya dapat digerakkan
oleh tindakan bersama dari banyak anggota, malahan lebih dari itu, pada
tingkatan terakhir, ia hanya dapat digerakkan oleh tindakan bersama dari semua
anggota masyarakat, artinya bahwa masyarakat memiliki pernan penting terhadap
kapital itu sendiri. Bahkan proses pembentukan dulisme kelas di masyarakat
sendiri.
Secara keseluruhan, film yang berjudul “Communist Manifestoon” yang memiliki
keselarasan dengan isi pamflet yang ditulis K. Marx dan F. Engels yang dikenal dengan Manifesto Partai Komunis mampu
menunjukan bahwa kelas borjuis kecil telah berkembang di negeri-negeri di mana
peradaban modern telah terbentuk. Saya setuju dengan gambaran dampak yang
ditunjukan di atas berkaitan dengan perkembangan borjuasi abad modern ini, Hal
tersebut menjadi refleksi bagaimana borjuasi melalui kapitalisme dan
industrialisasi telah memberikan dampak kurang buruk terhadap kondisi sosial
masyarakat, khususnya Indonesia. Namun terdapat pertanyaan muncul, jika
borjuasi melahirkan suatu dualisme kelas, yaitu borjuis dan ploretar yang mana
ploretar menjadi pihak yang termarginalkan dan menimblkan ketidakadilan. Agar keadilan
terwujud haruskah penghapusan kelas borjuis yang menjadi syarat?
Sumber:
Decolonize. Communist
Manifestton. http://www.youtube.com/watch?v=NbTIJ9_bLP4. Diupload pada 20 Juli 2006.
Diakses pada Sabtu, 7 September 2013. Pukul 12.30 WIB.
K. Marx dan F. Engels. Manifesto Partai Komunis. http://www.marxists.org/indonesia/archive/marx-engels/1848/manifesto/ch01.htm. Diakses pada Jumat, 6 September
2013; Pukul 22.30 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar