oleh Alpiadi Prawiraningrat
Seleksi selalu erat kaitannya dengan kompetisi dan
tidak pernah lepas dari sifat arogansi individu untuk menunjukan kualitas diri
agar dianggap pantas dinilai sebagai pemenang hingga mengabaikan untuk menjalin
relasi dengan lingkungan disekitarnya, namun hal itu tidak sepenuhnya terjadi
pada seleksi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) tahun 2015 yang telah mengajarkan
bahwa: “selection process it’s not only about the competition but also
how to make a good relation with the
potential young generation.” Hal penting
lainnya adalah bahwa skala atau ruang lingkup kompetisi bukanlah menjadi mutlak
orientasi utama, karena terpenting adalah bagaimana kita dapat belajar dan
berbagi dalam proses seleksi tersebut.
Tulisan ini tidak hanya akan menjelaskan sedikit gambaran singkat
tentang Jambore Pemuda Indonesia, tapi juga pengalaman penulis dalam mengikuti
Seleksi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) tahun 2015 tingkat provinsi Jawa Barat!
Selamat membaca!
Apa
itu Jambore Pemuda Indonesia (JPI)?
Jambore Pemuda Indonesia (JPI)
adalah salah satu program dari Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)
Republik Indonesia. Kata “Jambore” disini tidak selalu berkonotasi
Pramuka karena lebih menekankan pada aktifitas yang memfasilitasi para pemuda berpotensi dari
seluruh provinsi di Indonesia untuk berkumpul, berbagi pengalaman dan
berkontribusi sosial secara nyata terhadap masyarakat. Sehingga tidak perlu khawatir bagi yang tidak
paham dengan Pramuka seperti sandi bendera atau Semapore ataupun urusan simpul tali-temali untuk membuat
tandu. JPI setiap tahunnya rutin
dilaksanakan berdekatan dengan hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober dengan
lokasi yang berbeda-beda, sebagai contoh tahun 2014 dilaksanakan di Yogyakarta
dan untuk tahun 2015 akan dilaksankan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.
Akan tetapi, untuk menjadi delegasi pemuda dari
provinsi tertentu tidaklah mudah karena terdapat beberapa tahapan seleksi baik
ditingkat kabupaten hingga provinsi. Untuk
tingkat provinsi misalnya, peserta seleksi yang berhak ikut adalah peserta yang
direkomendasikan dari kabupaten/kota dengan berbagai berkas lengkap yang harus
dipersiapkan, berikut gambaran syarat lengkapnya:
Setiap provinsi memiliki perbedaan dalam proses
seleksi. Sebagai gambaran untuk proses seleksi di provinsi Jawa Barat tahun
2015 diantaranya adalah test pengetahuan umum, test fisik, test kesenian, personal interview dan persentasi produk
unggulan kabupaten/kota.
Materi test pengetahuan umum terbagi dalam beberapa kategori,
yaitu berkaitan wawasan nasional, seperti macam-macam kesenian, rumah adat,
tarian dan rumah adat asal dari Indonesia, peraturan perundang-undangan tentang
korupsi, Hak Asasi Manusia (HAM), dll; Sejarah Indonesia seperti candi,
prasasti, proklamasi, sumpah pemuda dll; Wawasan regional seperti ASEAN, peta
buta negara-negara ASEAN; serta wawasan international seperti declaration of human rights, runtuhnya
kerajaan Turki Usmani, globalisasi, perkembangan idelogi-ideologi di dunia
seperti kapitalisme, sosialisme dan liberalisme dan sebagainya. Kemudian untuk test fisik, terbagi menjadi
beberapa bagian seperti lari, push up
dan sit up. Selanjutnya test
kesenian, lebih memberikan kesempatan untuk menunjukan bakat seni peserta baik
menari, menyanyi ataupun puisi yang memiliki korelasi dengan seni dan budaya
daerah masing-masing. Adapun untuk personal
interview merupakan wawancara mendalam terkait kegiatan dan pengalaman
organisasi yang pernah diikuti. Sedangkan
untuk persentasi produk lokal adalah kesempatan menjelaskan dan mempromosikan produk
unggulan yang berasal dari kabupaten atau kota kita masing-masing.
Sedikit
Cerita dari Seleksi JPI 2015 tingkat Provinsi Jawa Barat!
Rasa bangga sebagai seorang delegasi
dari kabupaten asal yaitu Purwakarta selalu mengiringi ketika mengikuti suatu
proses kompetisi, karena artinya terdapat suatu tanggungjawab dan kepercayaan
dari kampung halaman kepada diri pribadi.
Begitupun pada kesempatan kali ini, bersama dengan sahabat saya Joewitta Fitriana
Syofyan (@JFSyofyan), kami dipercaya untuk menjadi delegasi kabupaten
Purwakarta dalam proses seleksi JPI 2015 tingkat provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan
dari tanggal 9-11 Juni 2015 di hotel Alam Sari Permai, Bandung.
Terdapat sekitar 41 orang delegasi dari kabupaten
dan kota di Jawa Barat yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Pada bidang
seni misalnya ada Arman dari kabupaten Subang dengan kemampuan menari akrobatik
yang luar biasa, pasangan Dede dan Kakak Emesh dari kabupaten Bandung Barang
dengan kemampuan tari kolaborasi yang romantis; Widik dari Garut dan Teh Irna dari
Ciamis yang mampu pencak silat dengan tangguh. Kemudian Faisal atau lebih
sering disebut Pepey dari Cimahi yang suaranya merdu ala-ala kolabirasi Afgan
dan Josh Groban dan Shinta kabupaten Bandung yang ngawihnya bikin syahdu; juga
Egi yang hebat sekali monolog ataupun sajak yang bikin merinding. Tidak hanya dibidang seni, Kang Wishnu misalnya
ternyata adalah salah satu pria pergerakan Jatinangor yang jago banget bikin
aksi massa (baca: demo mahasiswa), maklum dia mahasiswa ilmu pemerintahan
UNPAD. Serta para mojang dan jajaka keceh seperti kang Hilman dan Gita dari
Kuningna, Septian dari Indramayu dan banyak lagi generasi muda berpotensi Jawa
barat lainnya.
Meskipun berjudul seleksi yang erat kaitanya dengan
kompetisi, tapi kesempatan menjalin relasi dengan generasi muda berpotensi adalah
salah satu hal yang memotivasi saya untuk ikut cara ini. Meskipun awalnya rada kagokan, namun seiring berjalannya waktu selain selfie disela-sela
kompetisi, ada juga games yang bikin
sensi, misal black magic-black magican
andalan Egi. Selanjutnya duet Deo dan Widik dengan games yang clue-nya “Bumi
itu bulat” atau “Ini angsa yah ini angsa” diikuti dengan penjumlahan angka yang
bikin diri kita terasa amat bodo karean kompleks pisan untuk dipahami, serta nyaris
selusin tebak-tebakan lainnya yang bikin au
ah gelap. Tapi memang sih, soal tebak-tebakan duet pepey dan egi memang aduhay
kaga ada lawannya, mulai dari tebakan kalau punya uang 50 ribu gue mau bikin
atau beli apa?; Tebakan logic berlevel (serasa kripik Ma’icih); typo-typo porno, eh parno maksudnya. Pokokna
Pepey sang Jajaka Cimahi dan Egi sang Pecinta Dedek Emesh Juara-lah soal tebak-tebakan mah!
Selain selfie dan tebak-tebakan berkualitas proses
seleksi JPI 2015 Jawa barat juga dihiasi dengan cerita-cerita bernuansa, mulai
dari yang bernuansa lucu dari Bang Iful tentang nangka, manggis, singa dan
kancil, roman picisan Papah ingin mengetik namun akhirnya tulis tangan,
selingan keripik Kanjo, hingga bernuansa mistis yang menjadi asal muasal
terbentuknya kelompok 7 Manusia Harimau di kamar 403 yang diwarnai dengan
fenomena hilangnya pepey dari kamar 403 yang diperkirakan pukul 02.00 pagi
serta lantunan orkestra syahdu orkestra dari bang Iful dan Rim yang bikin
merinding sakit hati.
Meskipun yang terpilih hanya 12 orang yang terdiri
dari 6 putera dan puteri untuk menjadi delegasi Jawa Barat di tingkat nasional,
serta sekejapnya waktu perkenalan antara peserta tapi tidak membatasi ikatan
persahabatan dan oleh karena itu, untuk lebih merekatkan tali silaturahmi sebagai
bagian dari pemuda Jawa Barat, selesai acara kami memutuskan untuk nonton film
yang ngehits kekinian yaitu Jurasic World dan nongsky bareng mengobrol ngaler ngidul berbagi cerita setelah
nonton pagelaran seni di NHI setiabudi hingga larut malam.
Oleh karena itu, opini pribadi dengan penuh
keyakinan mengatakan bahwa “selection
process it’s not only about competition
but also how to make a good relation with
the potential young generation.” Terhadap
saya pribadi, seleksi Jambore Pemuda Indonesia tahun 2015 tingkat provinsi Jawa
Barat telah mengajarkan tentang pentingnya persahabatan dari sekedar adu
kekuatan dan kemampuan dalam sebuah kompetisi, serta menghargai masing-masing
potensi adalah pelajaran yang juga berarti dari hanya menunjukan kehebatan diri
sendiri.
Renungan
dari Seleksi JPI 2015 Provinsi Jawa
Barat!
Selain dari persahabatan, cerita
lucu, mistis dan tragis serta pengalaman-pengalaman menyenangkan lainnya dari
kegiatan seleksi JPI Jabar 2015. Terdapat salah satu hal menarik lainnya berupa
pertanyaan dari salah satu panitia seleksi pada saat personal interview kepada saya yang kurang lebih seperti ini: “Keyakinan apa yang membuat kamu ingin
mengikuti JPI yang skalanya nasional sedangkan berdasarkan CV bahwa kamu telah
memiliki cukup banyak pengalaman di level regional bahkan internasional?”
Mungkin bagi sebagian orang
pertanyaan tersebut sepele dan
sederhana, tapi bagi saya pertanyaan tersebut cukup menyulitkan sehingga membuat saya terdiam dan merenung sesaat dalam waktu yang singkat. Hingga akhirnya nasehat dari
Ayah-lah yang terlintas untuk menjadi jawaban, yang kurang lebih seperti ini:
“Saya teringat akan pesan yang
selalu disampaikan ayah kepada putra-putranya, bahwa Jalma Nangtung ku Elmuna, Dampal Ngampar ku Amalna yang artinya bahwa
seseorang itu dapat berdiri karena ilmunya, dan menginjakkan kaki oleh
amalnya. Ilmu erat kaitanya dengan
belajar dan proses belajar dapat diperoleh pada tempat, lingkungan, kondisi,
skala atau level apapun baik di tingkat internasional, regional, nasional
bahkan lingkungan terkecil seperti keluarga sekalipun selalu ada nilai-nilai
pelajaran dan ilmu yang dapat dipetik. Bagi
saya pribadi, skala atau level acara tidak selalu menjadi prioritas utama,
karena terpenting adalah Purwadaksina-nya.
Purwa berarti memulai dan daksina berarti mengakhiri, yaitu bagaimana saya
memulai (purwa) untuk mengikuti
kegiatan ini dengan niatan belajar mencari ilmu sehingga dapat berdiri atau
membanggakan, tapi tidak lupa untuk mengakhirinya (daksina) dengan berbagi atau
berkontribusi dari ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh (dampal ngampar ku amalna), karena setelah hal itu dilakukan kebahagiaan yang diperoleh
tidak hanya sekedar kebanggan dari
keikutsertaan dalam sebuah event dengan
skala atau level tertentu, tapi lebih dari itu, yang akan kita temukan dan dapatkan setelah
semuanya selesai secara paripurna, sebagaimana lirik dalam lagu Muse berjudul Dead Inside bahwa “Light only shines from those who share.” Tinggal tugas kitalah selanjutnya untuk
menemukan dan mendapatkan cahaya (light)
seperti apakah yang akan membuat kita bersinar (shining) dan kuncinya adalah share berbagi, berkontribusi.”
Nampaknya
sekian dulu tulisan saya terkait JPI 2015 tingkat provinsi Jawa Barat. Mohon
maaf rada panjang, maklum curahan dari hati banget. Hehhehehe. Cag! Hatur
nuhun! Salam Semangat!