oleh Alpiadi Prawiraningrat
Perjalanan
kali ini diawali dengan rasa penasaran terhadap salah satu potensi pariwisata
sumber air panas yang ada di Purwakarta. Emang Purwakarta punya sumber air panas?
Sumuhun! Tidak banyak yang tahu kalau kabupaten Purwakarta memiliki sumber air
panas yang konon sudah ada sejak jaman dahulu kala. Namun sangat disayangkan,
sumber air panas ini kurang dikelola dengan baik sehingga terkesan diabaikan. Padahal
sumber air panas ini memiliki potensi sebagai salah satu objek pariwisata
di Purwakarta. Bersama dua kawan saya lainnya, yaitu partner sejati dalam ngebolang Devian dan juga Izzan ysng
kebetulan ketiganya amsih berstatus “pengangguran bergelar”. Kita bertiga
mencoba melakukan eksplore ke sumber
air panas tersebut.
Dimana
Lokasinya?
Lokasi
sumber air panas Purwakarta terletak di desa Ciracas, kecamatan Kiara Pedes. Terletak
±8 km dari Situ Wanayasa atau
sekitar 45 kilometer dari pusat kota
Purwakarta. Lokasinya sebetulnya cukup mendukung untuk menjadi tempat wisata,
karena berada di kaki bukit yang dikelilingi
oleh pepohonan dan hamparan sawah dengan udara yang sejukn khas pedesaan dengan
infrastruktur jalan yang mulus. Pokoknya suasana tempatnya menenangkan jiwa dan
ragga.
Adapun
rute menuju air panas Ciracas dari pusat kota Purwakarta dapat mengambil jalur ke
arah situ Wanayasa. Beberapa meter setelah melewati situ wanayasa terdapat pertigaan (lurus ke arah bojong,
sedangkan belok kiri ke arah Kiara Pedes atau Subang). Nah, kita ambil jalan ke kiri dengan terus lurus melewati sebuah
pesantren (lupa euy namanya) sampai
akhirnya menemukan gank di sebelah
kiri (dekat belokan) yang berdekatan dengan gapura perbatasan antara kabupaten
Purwakarta dan Subang. Jangan ragu, langsung saja ambil jalan tersebut dengan terus lurus
menyusuri area pesawahan, hutan, rumah penduduk hingga menemukan pertinggaan menuju ke desa Kiara
Pedes (sebelah kiri), ditandai dengan gapura dan menuju lokasi sumber air panas
ke sebelah kanan. Kita mah ambil kanan
aja, karena beberapa puluh meter dari pertigaan tersebut adalah lokasi
pemandian air panas Ciracas.
Pertigaan menuju Sumber air panas Ciracas (ambil sebelah kanan)
Pemandangan di belakang sumber air panas Ciracas
Akhrinya Tiba!
Di
tempat ini terdapat sekitar 12 titik sumber mata air panas (hot spring), beberapa di antaranya
berlokasi di pematang sawah milik masyarakat. Menurut keterangan penduduk
setempat, mandi di sumber air panas alam tersebut di samping dapat memberikan
kesegaran jasmani juga dapat memberikan penyembuhan untuk pengobatan penyakit
kulit, rematik, pegal-pegal dan lain sebagainya.
Papan petunjuk sumber air panas Ciracas
Tempat pemandian air panas Ciracas
Tempat pemandian air panas Ciracas
Pengelolaan
Kurang Optimal
Sumber
air panas Ciracas sebetulnya memiliki potensi untuk dijadikan sebuah objek
wisata di Purwakarta. Akan tetapi, potensi yang dimiliki oleh sumber air panas
ini kurang begitu mendapat dukungan oleh masyarakat setempat dan pemerintah
daerah. Masyarakat misalnya masih membuang sampah sembarangan di sekitar lokasi
tersebut, sehingga terlihat kotor dan kumuh. Begitupun dengan pemerintah
kabupaten Purwakarta. Meskipun dari segi infrastruktur jalan sudah sangat baik,
namun pembangungan pada objek sumber air panas masih sangat kurang. Sebagai contoh,
pemandian air panas ini tidak dilengkapi pintu dan bahkan terkesan seperti
pemandian umum, serta bangunanya kurang menarik perhatian pengunjung dan hanya
bertuliskan dari papan bekas dengan cat alakadarnya.
Bangunan lokasi sumber air panas Ciracas yang kurang menarik (tampak samping)
Sampah di sekitar pemandian air panas Ciracas
Pengelolaan
yang kurang optimal terhadap sumber air panas Ciracas membawa pada sebuah pemikiran
tentang peran pemerintah dalam proses pembanguanan antara pusat kota dan desa
di Purwakarta. Di wilayah kota, berbagai
antraksi wisata baru telah dibangun, seperti taman Sri Baduga dengan Air Mancur Terbesar di Indonesia, Bale Panyawangan
sebagai museum sejarah Purwakarta dengan sentuhan teknologi modern dan berbagai
taman lainnya yang dibuat dengan sangat menarik.
Sebetulnya
pengembangan atraksi baru pariwisata seperti disebutkan di atas tidak salah,
apalagi jika tujuanya untuk menata kota agar lebih rapih dan nyaman serta menarik
kunjungan wisatawan ke Purwakarta dan menggerakan roda perekonomian. Namun,
akan lebih baik apabila pengembangan atraksi pariwisata juga dilakukan terhadap
objek-objek wisata yang memang telah
tersedia oleh alam. Sehingga biaya pengembangannya “mungkin” dapat lebih murah
dan juga sebagai bentuk syukur dan upaya mempertahankan warisan potensi alam
Purwakarta.
Namun
demikian, kurang optimalnya pengembangan objek wisata sumber air panas Ciracas
Purwakarta sebetulnya tidak sepenuhnya menjadi salah dan tanggungjawab pemerintah.
Kita sebagai masyarakat Purwakarta juga
harus berperan aktif, caranya dapat dilakukan dengan langkah sederhana. Misal menjaga
kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencurat coret dan
aktif mempromosikan sumber air panas Ciracas agar potensinya lebih banyak diketahui
oleh masyarakat.
Kesimpulan: Sumber
Air Panas dan Pengangguran
Terdapat
relasi dari label “pengangguran” pada individu dan sumber air panas Ciracas. Pada
dasarnya keduanya memiliki potensi untuk berkembang dan memberikan manfaat.
Kita (manusia) dengan label pengangguran mungkin apabila sudah bekerja dapat
memberikan manfaat untuk keluarga dan orang-orang tercinta dengan gaji yang
diperoleh. Begitupun dengan sumber air panas Ciracas, apabila dikelola dengan
baik dapat memberikan manfaat kepada masyarakat setempat. Namun bedanya, label “pengangguran”
pada kita sebagai manusia dapat berubah berdasarkan usaha yang kita lakukan
sendiri, karena kita adalah subjek yang dapat bergerak. Artinya, dengan usaha dan kerja keras untuk mencari
pekerjaan suatu hari nanti akan bekerja dan mandiri. Tapi sumber air panas
Ciracas adalah subjek yang diam. Kepedulian dari kita selaku bagian dari masyarakat
Purwakarta dan sumbangan pengunjung “se-ikhlasnya” yang membuatnya tetap
bertahan, entah sampai kapan.
Oleh
karena itu, tulisan ini diharapkan dapat sedikit membantu untuk mempromosikan
potensi pariwisata di Purwakarta. Agar potensi pariwisata tersebut tidak
menjadi “pengangguran”, namun memberikan manfaat bagi masyarakat. Meskipun semua
akan indah pada waktunya, sesuai dengan porsinya.