Jumat, 06 Februari 2015

Sedikit Cerita dalam Menghadapi Perkuliahan




Beberapa waktu lalu, seorang mahasiwi dari Adkesma Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Indonesia (HMIP UI) memberikan transkrip pertanyaan terkait dengan pengalaman perkuliahan.  Karena dirasa jawaban atas pertanyaan tersebut dapat menambah perspektif individu lain dan tidak hanya mahasiswa ilmu politik UI saja dalam menjalani perkuliahan, khususnya menjelang penulisan Tugas Akhir (TA), baik skripsi, TKA.  Jadi tidak ada salahnya berbagi kepada yang lain dengan harapan dapat memberikan sedikit manfaat poisitif. Aminn.  Selamat membaca!

1.)      Cita-citanya jadi apa Kak?
Jawab: Inginnya jadi diplomat, tapi juga pengen jadi bupati Puwakarta. Selain itu, menarik juga kayanya jadi pengusaha muda Purwakarta di bidang kuliner.

2.)      Kemaren itu skripsi apa TKA Kak? Judulnya?
Jawab: Semangat alhamdullilah skripsi tentang political tourism di Singapura, judulnya sendiri yaitu Peran Singapore Tourism Board (STB) dalam Implementasi Kebijakan BOOST (Building On Opportunities To Strengthen Tourism) untuk Mengatasi Dampak Krisis Finansial Global Terhadap Sektor Pariwisata Tahun 2008-2011.

3.)    Untuk bisa lulus 3.5 tahun, Kak Adi emang udah rencanain dari lama apa gimana? Kenapa dari Ilmu Politik 2011 yang bisa cuma Kak Adi sama Kak Bening?
Jawab: Sebetulnya ada 4 orang mahasiswa ilmu politik angkatan 2011 yang lulus 3,5 tahun.  Kelas paralel ada 3 orang (Adi, Bening dan Reza). Sedangkan untuk kelas reguler ada 1 orang, yaitu Febri. Adi sendiri memang sudah merencanakan untuk dapat lulus 3,5 tahun sejak awal masuk perkuliahan di Ilmu Politik UI.

4.)      Ada hambatan atau kesulitan ngga Kak pas bikin skripsi/TKA itu?
Jawab: Pasti ada atuh, baik yang bersifat internal atau berasal dari diri sendiri seperti rasa malas dan pernah mengalami depresi sampai harus konsultasi dan berobat (ke dokter kejiwaan dan ustad).  Sedangkan eksternalnya lebih disebabkan oleh keterbatasan data-data yang dibutuhkan pada saat penulisan skripsi, karena Singapura itu negaranya tidak terlalu terbuka tentang masalah politik. Tapi Alhamdullilah berkat arahan pembimbing skripsi Mas Cecep Hidayat dan bantuan dari Mr. Michele Wooi selaku Head Director Singapore Tourism Board (STB) Representative di Jakarta, permasalahan keterbatasan data untuk skripsi dapat diatasi.

5.)      Kan Kak Adi terkenal pinter banget nih ya, hehe. Kak Adi kalo belajar kayak gimana sih?
Jawab: Sebetulnya pintar itu relatif, karena biasanya individu itu ahli di satu bidang atau isu tertentu, tapi belum tentu dibidang atau isu lain dan setiap individu itu pasti memiliki potensi luar biasa dalam dirinya masing-masing. Begitupun dengan sahabat-sahabat politik 2011 yang lain, sebetulnya banyak yang lebih pintar dan punya spesialisasi isu politik masing-masing. Sebagai contoh Mas Dicky (Pol’11) yang concern banget di bidang politik buruh. Kemudian Om Piebo (pol’11) dibidang ekonomi politik. Ada juga Bang Ozy (Pol’11) dan Lutfhi (Pol’11) yang bacaan bukunya dibidang pemikiran politik banyak sekali, serta teman-teman politik lainnya. Jadi nampaknya, kalau pinter banget Adi pribadi melihatnya kurang tepat, mungkin sedikit rajin dibandingkan sahabat-sahabat yang lain. Sedangkan untuk jadwal belajar sendiri biasanya Adi dibalik waktunya. Pada saat orang lain tidur, biasanya Adi bangun untuk sekedar membaca bahan perkuliahan atau mengerjakan tugas.  Contohnya, setelah isya biasanya udah tidur dan bangun tengah malam, terus baca atau mengerjakan tugas sampai subuh atau kalau nanggung bisa sampai kaga tidur sampe pagi.  Tapi itu aktivitas tersebut juga enggak setiap hari, terkadang  full tidur kalau capek capek banget mah.

6.)    Punya kebiasaan yang menurut Kak Adi bermanfaat dan mendukung keberhasilan kakak?
Jawab: Jadi Adi teh punya kebiasaan pelupa parah, kata ibu sih karena dulu pernah demam tinggi (step gitu istilah nya the) dan pernah sempet lumpuh dan gak lancar bicara (gagap), tapi alhamdulliah sembuh. Namun efek lainnya yaitu lupaan. Nah untuk mengatasi itu, setelah bisa baca dan nulis, sekitar usia SD ibu suka bikin buku catatan kecil yang disimpen dalem tas yang isinya informasi-infromasi remeh temeh, seperti catatan tempat nyimpen kunci rumah (karena Ibu dan Ayah kerja, rumah suka dikunci), lokasi uang bekel ngaji, atau berbagai hal sederhana, seperti instruksi atau perintah yang diberikan dan harus dikerjakan, contohnya barang yang harus dibeli kalau disuruh ke warung, cabut colokan TV kalau udah nonton dan sebagainya. Mungkin itu dilakukan Ibu untuk mempermudah aktivitas adi waktu masa itu kali yah.  Ternyata tanpa disadari, solusi untuk mengatasi kekurangan sebagai pelupa  karena pernah sakit pas masa muda menjadi kebiasaan sampai SMA bahkan kuliah. Sehingga adi biasa bikin semacam list/schedule yang harus dilakukan atau alur kerja untuk membuat jadwal aktivitas supaya dapat berjalan sistematis setiap hari dan tidak ada yang terlupakan. Mungkin kebiasan membuat jadwal atau aktivitas harian dan membuat target/skala prioritas pada setiap kegiatan yang akan dilakukan itu nampaknya jadi salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam melakukan berbagai aktivitas, sehingga berbagai aktivitas dapat tersusun, tberjalan dengan baik dan target-targetnya tercapai.

7.) Punya sosok panutan ngga kak? (Misalnya senior, temen seangkatan, atau politisi) dan kenapa Kak Adi kagum sama dia?
Jawab:  Sosok panutan lumayan banyak, mulai dari lingkungan keluarga seperti Ibu dan Ayah, tokoh politik lokal Kang Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta, tokoh politik nasional seperti KH. Agus Salim, sampai tokoh politik barat yang cukup adi kagumi yaitu Machiavelli yang nulis buku Sang Penguasa atau Il Prince, hingga tokoh mitos masyarakat Sundapun jadi panutan yaitu Kanjeng Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja. Hehehhee

8.)      Kak Adi dapet info-info lomba gitu biasanya dari mana kak? (Website atau apa)
Jawab: Salah satu dosen politik pernah bilang, relasi itu dapat mengantarkan kamu ke dalam berbagai hal di dunia ini.  Nah, begitupun dengan info-info lomba atau confrence dan acara lainnya, biasanya diperolehnya dari relasi yang dimiliki mulai dari temen, dosen hingga kenalan di luar pada saat magang atau ikut kepanitiaan pada suatu acara. Pokonya mah kuncinya, banyak temen, benyak relasi, benyak informasi dan inshallah bakal buka banyak pintu rejeki. *apasih

9.)      Kalo pengen lanjut S2, ke negara mana pengennya? Di Indonesia/diluar? Dan kenapa?
Jawab: Insyallah pengenya lanjut S2 di Inggris atau Amerika, atau beberapa negara Eropa atau deket-deket Singapura-lah. Alasanya kalau Inggris biar bisa sekalin nonton bola, kali aja bisa nonton Manchester United. Kalau Amerika, karena banyak kantor institusi internasional seperti PBB dan sebagainya, sepertinya keren aja bisa sekali-sekali berkunjung ke sana. Sedangkan Singapura, karena dekat dengan Indonesia (Ke-Purwakarta aja cuman sekitar 6-8 jam), kalau homesick bisa pulang hehehehe. Becanda atuh. 
Alasan sebetulnya lebih karena kualitas pendidikan negara-negara tersebut dalam membahas atau melakukan kajian terhadap isu yang sesuai dengan minat adi yaitu political tourism, yang mana berdasarkan observasi kecil-kecilan negara-negara tersebut cukup bagus dalam mengelola sektor pariwisatanya. Inginnya ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama studi di salah satu negara di atas dapat diimplementasikan di kota kelahiran kabupaten Purwakarta. Aminnn.

10.)  Dukungan temen terdekat signifikan ngga sih kak untuk bikin kakak bisa jadi yang kayak sekarang? Dalam bentuk apa biasanya dukungan mereka?
Jawab: Kalau adi ngerasanya signifikan banget sih, bahkan cita-cita adi pun lahir karena dikenalkan oleh teman-teman terdekat. Dukungan yang diberikan banyak banget, mulai dari sebagai tempat berkeluh kesah pada saat mumet tugas kuliah atau masalah pribadi, berbagi cita-cita dan harapan dimasa depan. Sampai seringkali memperoleh dukungan finansial dari sahabat-sahabat terdekat untuk kondisi tertentu. 

11.)  Ada pesen-pesen buat anak-anak 2012 yang pengen bisa lulus 3,5 tahun juga kayak Kak Adi? Kira-kira apa nih kak yang harus saya dan temen-temen saya lakuin di semester 6 ini?
Jawab: Pertama, tentukan tema atau isu yang benar-benar sahabat politik khususnya angkatan 2012 suka, karena mengerjakan tugas akhir (TA), seperti skripsi, TKA ataupun jurnal memerlukan keselarasan jasmani dan rohani.  Apabila hati saja sudah tidak tertarik atau asal-asalan memilih tema, bagaimana mau menggerakan jasmani seperti tangan untuk mengetik, kaki untuk berjalan ke perpus nyari bahan dan mata untuk membaca, wong tema skripsinya aja kita gak tertarik benar. Kedua, banyak membaca artikel baik jurnal, berita, buku, skripsi, tesis dan sumber-sumber referensi lainnya yang memiliki korelasi dengan tema yang kita minati. Hal ini untuk mempermudah dalam proses pengerjaan skripsi.  Ketiga, iseng-iseng aja bikin review dari bahan yang dibaca dan coba iseng-iseng tulis skripsi sesuka hati kalian, sesuai dengan yang ada dipikiran.  Salah benarnya mah gimana nanti, nyicil-nyicil dulu aja.

12.)  Kalo lagi punya waktu luang, Kak Adi biasanya ngapain?
Jawab: Biasanya diisi dengan aktivitas menyenangkan diri sendiri (me time-lah bahasa keceh-nya mah), seperti baca, bikin acara kumpul-kumpul bareng temen, tetangga dan keluarga, local travelling atau yang lebih sering sepedahan ke pelosok-pelosok desa atau perbatasan-perbatasan kabupaten.  Intinya refreshing dan sharing itu penting banget, biar ga stress dan buat hal-hal yang kita lakukan itu happy!

13.)  Pernah nggak sih kak ngerasain, pas kita kepengen 'maju', kita berusaha semaksimal mungkin... eh tapi orang-orang disekitar malah ngetawain dan ngeremehin gitu. Bikin kita jadi down dan nggak pede... Kalo ada di kondisi kayak gitu, apa yang lo lakuin kak?
Jawab: pernah atuh, tapi setiap orang punya caranya sendiri untuk mengatasinya. Cara paling simple sih yah jangan didengarkan, biarkanlah cibiran itu berlalu dan fokus pada usaha kita untuk maju.  Kalau adi sendiri sih selalu inget aja nasehat ayah: “Jalma Nangtung ku Elmuna, Dampal Ngampar ku Amalna”.  Maksudnya kurang lebih bahwa penentu kesuksesan seseorang itu dari ilmu dan amal yang dilakukanya dan kedua hal tersebut harus selaras, jadi cibiran itu gak termasuk dalam kategorisasi yang telah disebutkan di atas, maka dari itu abaikan sajalah dan justru harus menjadi pemacu semangat dalam diri. Fokus saja pada kerja keras mencari ilmu dan berbagi atau beramal kepada yang membutuhkan. Insyallah berkah salamet semangat.

Demikianlah transkrip wawancara dengan Adkesma HMIP UI.  Poinnya adalah bahwa setiap orang, memiliki potensi luar biasa dalam dirinya dan adalah suatu kewajiban untuk mengetahui, mengasah potensi tersebut sehingga memberikan manfaat positif untuk diri.  Selain itu, penting pula untuk menemukan cara yang tepat dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirimu dengan caramu sendiri dan selama kamu mnghendaki jangan ragu untuk berbagi dengan teman, sahabat, keluarga atau kekasih hati tentang berbagai hal yang terjadi padamu, hal menyenangkan atau menyedihkan, karena tanpa disadari besar atau kecilnya perhatian orang yang mendengarkan keluh kesah kita dapat membantu mengembangkan diri dan tidak jarang dari hasil sharing dapat ditemukan solusi terhadap persoalan yang sedang dihadapi.  
Satu hal yang perlu diingat, bahwa berambisi mengembangkan potensi dengan belajar keras, aktif berorganisasi atau kepanitiaan dan sebagainya adalah hal yang baik, tapi jangan lupa meluangkan sedikit waktu untuk menghibur diri dengan aktivitas yang digemari, refreshing atau me time-lah bahasa kekiniannya mah.  Sedikit catatan, jangan malu dan ragu terhadap kekurangan yang ada dalam diri selama kamu bisa menemukan solusinya, tanpa disadari kadang hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilannmu. Abaikan cemoohan dan fokus pada proses kerja keras untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. Setidaknya potensi yang dimiliki dapat bermanfaat untuk dirimu sendiri dan orang-orang terdekeat yang kamu cintai. Semangat atuh semangat semangat.