Sabtu, 20 Juni 2015

Seleksi JPI Jawa Barat 2015: Tidak Hanya Sekedar Kompetisi!



oleh Alpiadi Prawiraningrat
Seleksi selalu erat kaitannya dengan kompetisi dan tidak pernah lepas dari sifat arogansi individu untuk menunjukan kualitas diri agar dianggap pantas dinilai sebagai pemenang hingga mengabaikan untuk menjalin relasi dengan lingkungan disekitarnya, namun hal itu tidak sepenuhnya terjadi pada seleksi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) tahun 2015 yang telah mengajarkan bahwa: “selection process  it’s not only about the competition but also how to make a  good relation with the potential young generation. Hal penting lainnya adalah bahwa skala atau ruang lingkup kompetisi bukanlah menjadi mutlak orientasi utama, karena terpenting adalah bagaimana kita dapat belajar dan berbagi dalam proses seleksi tersebut.  Tulisan ini tidak hanya akan menjelaskan sedikit gambaran singkat tentang Jambore Pemuda Indonesia, tapi juga pengalaman penulis dalam mengikuti Seleksi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) tahun 2015 tingkat provinsi Jawa Barat! Selamat membaca!


Apa itu Jambore Pemuda Indonesia (JPI)?
            Jambore Pemuda Indonesia (JPI) adalah salah satu program dari Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia.  Kata “Jambore” disini tidak selalu berkonotasi Pramuka karena lebih menekankan pada aktifitas  yang  memfasilitasi para pemuda berpotensi dari seluruh provinsi di Indonesia untuk berkumpul, berbagi pengalaman dan berkontribusi sosial secara nyata terhadap masyarakat.  Sehingga tidak perlu khawatir bagi yang tidak paham dengan Pramuka seperti sandi bendera atau Semapore ataupun urusan simpul tali-temali untuk membuat tandu.  JPI setiap tahunnya rutin dilaksanakan berdekatan dengan hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober dengan lokasi yang berbeda-beda, sebagai contoh tahun 2014 dilaksanakan di Yogyakarta dan untuk tahun 2015 akan dilaksankan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.
Akan tetapi, untuk menjadi delegasi pemuda dari provinsi tertentu tidaklah mudah karena terdapat beberapa tahapan seleksi baik ditingkat kabupaten hingga provinsi.    Untuk tingkat provinsi misalnya, peserta seleksi yang berhak ikut adalah peserta yang direkomendasikan dari kabupaten/kota dengan berbagai berkas lengkap yang harus dipersiapkan, berikut gambaran syarat lengkapnya:



Setiap provinsi memiliki perbedaan dalam proses seleksi. Sebagai gambaran untuk proses seleksi di provinsi Jawa Barat tahun 2015 diantaranya adalah test pengetahuan umum, test fisik, test kesenian, personal interview dan persentasi produk unggulan kabupaten/kota.  



Materi test pengetahuan umum terbagi dalam beberapa kategori, yaitu berkaitan wawasan nasional, seperti macam-macam kesenian, rumah adat, tarian dan rumah adat asal dari Indonesia, peraturan perundang-undangan tentang korupsi, Hak Asasi Manusia (HAM), dll; Sejarah Indonesia seperti candi, prasasti, proklamasi, sumpah pemuda dll; Wawasan regional seperti ASEAN, peta buta negara-negara ASEAN; serta wawasan international seperti declaration of human rights, runtuhnya kerajaan Turki Usmani, globalisasi, perkembangan idelogi-ideologi di dunia seperti kapitalisme, sosialisme dan liberalisme dan sebagainya.  Kemudian untuk test fisik, terbagi menjadi beberapa bagian seperti lari, push up dan sit up. Selanjutnya test kesenian, lebih memberikan kesempatan untuk menunjukan bakat seni peserta baik menari, menyanyi ataupun puisi yang memiliki korelasi dengan seni dan budaya daerah masing-masing. Adapun untuk personal interview merupakan wawancara mendalam terkait kegiatan dan pengalaman organisasi yang pernah diikuti.  Sedangkan untuk persentasi produk lokal adalah kesempatan menjelaskan dan mempromosikan produk unggulan yang berasal dari kabupaten atau kota kita masing-masing.

Sedikit Cerita dari Seleksi JPI 2015 tingkat Provinsi Jawa Barat!
            Rasa bangga sebagai seorang delegasi dari kabupaten asal yaitu Purwakarta selalu mengiringi ketika mengikuti suatu proses kompetisi, karena artinya terdapat suatu tanggungjawab dan kepercayaan dari kampung halaman kepada diri pribadi.  Begitupun pada kesempatan kali ini,  bersama dengan sahabat saya Joewitta Fitriana Syofyan (@JFSyofyan), kami dipercaya untuk menjadi delegasi kabupaten Purwakarta dalam proses seleksi JPI 2015 tingkat provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan dari tanggal 9-11 Juni 2015 di hotel Alam Sari Permai, Bandung.  



Terdapat sekitar 41 orang delegasi dari kabupaten dan kota di Jawa Barat yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Pada bidang seni misalnya ada Arman dari kabupaten Subang dengan kemampuan menari akrobatik yang luar biasa, pasangan Dede dan Kakak Emesh dari kabupaten Bandung Barang dengan kemampuan tari kolaborasi yang romantis; Widik dari Garut dan Teh Irna dari Ciamis yang mampu pencak silat dengan tangguh. Kemudian Faisal atau lebih sering disebut Pepey dari Cimahi yang suaranya merdu ala-ala kolabirasi Afgan dan Josh Groban dan Shinta kabupaten Bandung yang ngawihnya bikin syahdu; juga Egi yang hebat sekali monolog ataupun sajak yang bikin merinding.  Tidak hanya dibidang seni, Kang Wishnu misalnya ternyata adalah salah satu pria pergerakan Jatinangor yang jago banget bikin aksi massa (baca: demo mahasiswa), maklum dia mahasiswa ilmu pemerintahan UNPAD. Serta para mojang dan jajaka keceh seperti kang Hilman dan Gita dari Kuningna, Septian dari Indramayu dan banyak lagi generasi muda berpotensi Jawa barat lainnya.


Meskipun berjudul seleksi yang erat kaitanya dengan kompetisi, tapi kesempatan menjalin relasi dengan generasi muda berpotensi adalah salah satu hal yang memotivasi saya untuk ikut cara ini.  Meskipun awalnya rada kagokan, namun seiring berjalannya waktu selain selfie disela-sela kompetisi, ada juga games yang bikin sensi, misal black magic-black magican andalan Egi. Selanjutnya duet Deo dan Widik dengan games yang clue-nya “Bumi itu bulat” atau “Ini angsa yah ini angsa” diikuti dengan penjumlahan angka yang bikin diri kita terasa amat bodo karean kompleks pisan untuk dipahami, serta nyaris selusin tebak-tebakan lainnya yang bikin au ah gelap. Tapi memang sih, soal tebak-tebakan duet pepey dan egi memang aduhay kaga ada lawannya, mulai dari tebakan kalau punya uang 50 ribu gue mau bikin atau beli apa?;  Tebakan logic berlevel (serasa kripik Ma’icih); typo-typo porno, eh parno maksudnya. Pokokna Pepey sang Jajaka Cimahi dan Egi sang Pecinta Dedek Emesh Juara-lah soal tebak-tebakan mah! 



Selain selfie dan tebak-tebakan berkualitas proses seleksi JPI 2015 Jawa barat juga dihiasi dengan cerita-cerita bernuansa, mulai dari yang bernuansa lucu dari Bang Iful tentang nangka, manggis, singa dan kancil, roman picisan Papah ingin mengetik namun akhirnya tulis tangan, selingan keripik Kanjo, hingga bernuansa mistis yang menjadi asal muasal terbentuknya kelompok 7 Manusia Harimau di kamar 403 yang diwarnai dengan fenomena hilangnya pepey dari kamar 403 yang diperkirakan pukul 02.00 pagi serta lantunan orkestra syahdu orkestra dari bang Iful dan Rim yang bikin merinding sakit hati. 


Meskipun yang terpilih hanya 12 orang yang terdiri dari 6 putera dan puteri untuk menjadi delegasi Jawa Barat di tingkat nasional, serta sekejapnya waktu perkenalan antara peserta tapi tidak membatasi ikatan persahabatan dan oleh karena itu, untuk lebih merekatkan tali silaturahmi sebagai bagian dari pemuda Jawa Barat, selesai acara kami memutuskan untuk nonton film yang ngehits kekinian yaitu Jurasic World dan nongsky bareng mengobrol ngaler ngidul berbagi cerita setelah nonton pagelaran seni di NHI setiabudi hingga larut malam.
Oleh karena itu, opini pribadi dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa “selection process  it’s not only about competition but also how to make a  good relation with the potential young generation. Terhadap saya pribadi, seleksi Jambore Pemuda Indonesia tahun 2015 tingkat provinsi Jawa Barat telah mengajarkan tentang pentingnya persahabatan dari sekedar adu kekuatan dan kemampuan dalam sebuah kompetisi, serta menghargai masing-masing potensi adalah pelajaran yang juga berarti dari hanya menunjukan kehebatan diri sendiri.

Renungan dari Seleksi  JPI 2015 Provinsi Jawa Barat!
            Selain dari persahabatan, cerita lucu, mistis dan tragis serta pengalaman-pengalaman menyenangkan lainnya dari kegiatan seleksi JPI Jabar 2015. Terdapat salah satu hal menarik lainnya berupa pertanyaan dari salah satu panitia seleksi pada saat personal interview kepada saya yang kurang lebih seperti ini: “Keyakinan apa yang membuat kamu ingin mengikuti JPI yang skalanya nasional sedangkan berdasarkan CV bahwa kamu telah memiliki cukup banyak pengalaman di level regional bahkan internasional?
            Mungkin bagi sebagian orang pertanyaan tersebut sepele dan sederhana, tapi bagi saya pertanyaan tersebut cukup menyulitkan sehingga membuat saya terdiam dan merenung sesaat dalam waktu yang singkat. Hingga akhirnya nasehat dari Ayah-lah yang terlintas untuk menjadi jawaban, yang kurang lebih seperti ini:
            “Saya teringat akan pesan yang selalu disampaikan ayah kepada putra-putranya, bahwa Jalma Nangtung ku Elmuna, Dampal Ngampar ku Amalna yang artinya bahwa seseorang itu dapat berdiri karena ilmunya, dan menginjakkan kaki oleh amalnya.  Ilmu erat kaitanya dengan belajar dan proses belajar dapat diperoleh pada tempat, lingkungan, kondisi, skala atau level apapun baik di tingkat internasional, regional, nasional bahkan lingkungan terkecil seperti keluarga sekalipun selalu ada nilai-nilai pelajaran dan ilmu yang dapat dipetik.  Bagi saya pribadi, skala atau level acara tidak selalu menjadi prioritas utama, karena terpenting adalah Purwadaksina-nya. Purwa berarti memulai dan daksina berarti mengakhiri, yaitu bagaimana saya memulai (purwa) untuk mengikuti kegiatan ini dengan niatan belajar mencari ilmu sehingga dapat berdiri atau membanggakan, tapi tidak lupa untuk mengakhirinya (daksina) dengan berbagi atau berkontribusi dari ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh (dampal ngampar ku amalna), karena setelah hal itu dilakukan kebahagiaan yang diperoleh tidak hanya sekedar  kebanggan dari keikutsertaan dalam sebuah event dengan skala atau level tertentu, tapi lebih dari itu, yang akan kita temukan dan dapatkan setelah semuanya selesai secara paripurna, sebagaimana lirik dalam lagu Muse berjudul Dead Inside bahwa “Light only shines from those who share.”  Tinggal tugas kitalah selanjutnya untuk menemukan dan mendapatkan cahaya (light) seperti apakah yang akan membuat kita bersinar (shining) dan kuncinya adalah share berbagi, berkontribusi.
                Nampaknya sekian dulu tulisan saya terkait JPI 2015 tingkat provinsi Jawa Barat. Mohon maaf rada panjang, maklum curahan dari hati banget. Hehhehehe. Cag! Hatur nuhun! Salam Semangat!