Selasa, 31 Desember 2013

“Sebuah Cerita Festival Budaya ASEAN dalam Kemilau Cahaya Purwakarta Istimewa”

oleh Alpiadi Prawiraningrat

Bangsa Indonesia kembali patut berbangga. Pasalnya, meskipun telah cukup lama berlalu pertengahan tahun silam, tepatnya 29 Juni 2013, berkat sinergisnya kerjasama semua pihak baik pemerintah, swasta, mahasiswa, pelajar dan masyarakatnya sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat telah berhasil dengan sukses menyelenggarakan festival kebudayaan ASEAN pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara
Adalah Kabupaten Purwakarta, yang berlokasi di antara dua kota besar Bandung dan Jakarta yang sukses menyelenggarakan acara tersebut. Sembilan Negara ASEAN memeriahkan acara yang bertajuk Festival Budaya Asean dan Kemilau Cahaya Purwakarta Istimewa dalam Puncak acara Hari Jadi Purwakarta ke 182 dan Kabupaten Purwakarta ke 45, pada Sabtu, 29 Juni 2013 yang digelar sepanjang jalan Jendral sudirman pasar juma’ah menuju Gedung Kembar Jl. KK. Singawinata Purwakarta.

Peserta festival budaya Asean yang terdiri dari 9 Negara, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Laos, Filipina, Brunei Darussalam dan Myanmar berbaur bersama tim kesenian dari 10 di Indonesia diantaranya Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jogjakarta, Bali, Sumatra Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Timur, dan menampilkan pentas seni dari 10 kota dan kabupaten di Jawa Barat diantaranya dari Kabupaten Karawang menampilkan Kesenian (ngarak panganten), Subang (Sisingaan), Bekasi (Tanjidor), Sumedang (kuda renggong), Ciamis (dugig), Bogor (wayang hihid), Garut (surak ibra), Bandung (benjang), Cianjur (ngarak posong), Sukabumi (Budak buruan) dan dari Kabupaten Purwakarta sendiri menampilkan seni ganye, termasuk dengan peserta festival lampion yang berasal dari pegawai pemkab, BUMD, Pelajar, hingga masyarakat desa.


Puncak acara yang dimulai sejak pukul 20:00 yang mengambil start didepan pertokoan pasar Jum’at Jl. Jend Sudirman bergerak menuju jalan KK Singawinata dan finish di panggung kehormatan di depan Gedung Kembar, didepan panggung kehormatan para peserta dari Negara ASEAN menampilkan tari dan seni serta budaya dari negaranya masing masing. Tidak hanya itu, banyaknya peserta festival lampion dalam acara Festival Budaya ASEAN dan Kemilau Cahaya Purwakarta Istimewa ini telah membukukan di rekor MURI, 2 kategori sekaligus sebagai peserta lampion jinjing terbanyak yang tercatat 56.472 lampion dan 5.000 lampion yang diterbangkan.

Dalam sambutannya Bupati Purwakarta,  H. Dedi Mulyadi, SH. menegaskan bahwa festival ini harus menjadi spirit kebangkitan Purwakarta, kebangkitan orang Jawa Barat yang didalamnya tumbuh tradisi Sunda dan orang Sunda harus menunjukan kebesarannya pada dunia, serta spirit kebanggaan dari masyarakat terhadap kotanya Purwakarta dari waktu ke waktu sehingga memiliki semangat kompetisi yang tinggi dalam menghadapi tantangan global.