Jumat, 21 September 2012

Manusia Menurut Agama Islam



Oleh Alpiadi Prawiraningart

Judul: “Manusia dan Agama”
Data Publikasi: http://www.angelfire.com/ 4 september 2011; 19.45 WIB

Bagaimanakah manusia menurut agama islam?  Bagaimanakah sifat yang dimiliki manusia dalam agama islam?  Apakah unsur dan makna filsafat yang ada dalam diri manusia?  Pertanyaan tersebut  selalu muncul tatkala kita mencoba untuk memahami mengenai manusia menurut agama islam.  Pertanyaan tersebut menjadi pemicu kali ini.  Muhamad Shiroth, yang merupakan pengamat agama, menulis mengenai  manusia dan agama serta pandangan islam terhadap manusia.
Menurut Muhamad Shiroth, Berdasarkan studi isi Al-Qur’an dan Al-Hadits, manusia (al-insan)[1] adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dan dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, mempunyai rasa tanggung jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak (N.A. Rasyid, 1983: 19).  Adapun sifat yang dimilki manusia: (1) Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang sangat baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna.[2]  (2)Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang dapat dikembangkan) untuk beriman kepada Allah.[3]  (3) Manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya.[4]  (4) Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifahnya di bumi.[5]  (5) Manusia dilengkapi akal, perasaan, dan kemauan atau kehendak.[6]  (6) Manusia secara individual bertanggung jawab atas segala perbuatannya.[7]  (7) Manusia itu berakhlak. Hal inilah yang menjadi tolak ukur mulia atau tidaknya manusia dihadapan Allah SWT.  Sedangkan dalam kaitan unsur yang dimiliki manusia, bahwa manusia  memiliki dua unsur utama, yaitu: unsur materi berupa tubuh yang berasal dari tanah dan unsur immateri berupa roh yang berasal dari alam gaib.  Manusia sebagai makhluk Ilahi hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap: (1) alam gaib, (2) alam rahim, (3) alam dunia, (4) alam barzakh, dan (5) alam akherat. Dari kelima tahapan di atas.  Tahap ketika di alam dunialah yang paling menentukan, karena merupakan jembatan menuju alam akherat.  Oleh sebab itulah  Allah SWT memberikan berbagai macam kebutuhan yang sangat sempurna bagi hidup manusia di dunia.  Tugas manusialah sebagai khalifah di bumi ini agar dapat menjaga serta memanfaatkan dengan sebaik-baiknya amanah yang dititipkan Allah SWT kepadanya.  Sehingga segala sesuatu yang telah Allah SWT ciptakan untuk manusia dapat dijadikan sebuah pedoman untuk bekal menuju akhirat kelak. Pedoman yang terpenting adalah Agama.  Adapun makna tentang filsafat manusia menurut agama islam:  (1) Manusia tidaklah sama (konsep hukum), tetapi bersaudara (asal kejadian).  (2) Manusia mempunyai persamaan antara pria dan wanita (sumber yang sama yakni dari Tuhan).  (3) Manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari malaikat karena pengetahuan yang dimilikinya.  (4) Manusia memiliki fenomena dualistis: terdiri dari tanah dan roh Tuhan, yang terdapat kebebasan pada dirinya untuk memilih.
Melihat pembahasan di atas, meskipun di sisi lain manusia telah diciptakan dengan banyak sekali kelebihan dan kesempurnaan pada dirinya oleh Allah SWT.  Serta, berbagai bekal yang telah Allah SWT karuniakan di muka bumi ini. Semua hal tersebut hanyalah sebagai bekal bagi manusia untuk menuju ke alam akhirat kelak.  Karena pada dasarnya tugas manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah Allah SWT.  Maka, hendaknya manusia menyadari hal tersebut dan tidak terlena akan kehidupan dunia yang fana.  Karena dunia ini hanyalah bersifat sementara.  Serta, jadikanlah agama sebagai pedoman hidup kita dalam mencapai akherat kelak.

Referensi
Al-Quran dan Terjemahannya.
Al-Qardhawy, Yusuf. Fiqih Daulah dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Ali, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998.


[1] (QS 76:1)
[2] (QS 95:4)
[3] (QS 7:172)
[4] (QS 51:56)
[5] (QS 2:30)
[6] (QS 18:29)
[7] (QS 52:21)

1 komentar: