Jumat, 27 Desember 2013

“Memahami Krisis dalam Kapitalisme dengan Teori Ketergantungan”



Dalam film Crisis of Capitalisme,[1] David Harvey memaparkan mengenai sejumlah elemen penting dari ekonomi kapitalis global saat ini, di antaranya hubungan negara dan modal, yang mana kapitalisme melahirkan krisis di dalamnya. Sebagai suatu hal yang selalu dikaitkan dengan globalisasi, kapitalisme terutama di negara dunia ketiga dipahami sebagai bentuk lain dari kolonialisme di jaman modern, oleh karena itu tidak heran jika Martin Khor, mengungkapkan bahwa “Globalization is what we in the Third World have for several centuries called colonization.”[2]
            Kolonialisasi ini mungkin dianggap sebagai salah satu bentuk dari krisis yang secara inheren selalu tertelungkup dilahirkan oleh kapitalisme. Krisis ini dikarenakan kapitalisme dikendalikan oleh kekuatan yang menyebabkannya tidak stabil, anarkis, dan seringkali melukai dirinya sendiri. Sehingga terdapat kebenaran dengan apa yang telah dikatakan oleh Marx dan Engels dalam Manifesto Komunis, dimana digambarkan bahwa kapitalisme sebagai kekuatan “yang telah menjelmakan alat-alat produksi serta alat-alat pertukaran yang begitu raksasa, ... seperti tukang sihir yang tidak dapat mengontrol lagi tenaga-tenaga dari alam gaib yang telah dipanggil olehnya dengan mantra-mantranya.[3]
Kemampuan menjelmakan alat-alat produksi memungkinkan lahirnya pertalian feodal yang beraneka ragam yang mengikat manusia dan tidak meninggalkan ikatan lain antar manusia dengan manusia selain dari kepentingan individu semata, yaitu "pembayaran tunai". Serta, telah menanggalkan anggapan mulia terhadap setiap jabatan yang selama ini dihormati dan dipuja dengan penuh ketaatan, sebagai conotoh borjuasi telah mengubah dokter, advokat, pendeta, penyair, sarjana menjadi buruh yang upahannya dibayar.[4]
Lalu bagaimana kapitalisme yang dihadapi Indonesia terutama pada masa orde baru? Krisis yang lahir dari kapitalisme dapat dipahami sebagaimana Robison memaparkan bahwa terdapat sejumlah kontradiksi penting dalam kapitalisme Indonesia yang dihadapi negara Orde Baru[5], yaitu: a). Kontradiksi antara kapital domestik dan internasional sehingga melibatkan negara dalam menghadapi berbagai kendala, di satu pihak modal internasional menyediakan sumber-sumber keuangan serta investasi modal secara langsung, di lain pihak pemerintah Indoneisa juga mencari sumber-sumber langsung ke sektor-sektor ekonomi Indonesia dalam rangka distribusi investasi kapital global yang masuk akal ditingkat korporasi;  b) Kontradiksi di antara kapital International; c) Adanya keresahan di kalangan borjuasi kecil pribumi yang begerak diusaha menengah dan kecil; d) Adanya kontradiksi antara praktik penyediaan kekuasan negara dan sumber daya oleh para pejabat negara dengan tuntutan kapital secara rasional, e) Kontradiksi antara penguasa politik dengan kaum “kelas menengah” tentang masalah pemerintah otoriter, demokrasi dan penegakan hukum.
Berkaitan dengan pendekatan krisis yang dihadapi Asia dan Indonesia pada thun 1990an pada masa orde baru. Robison mendasarkannya pada teori ketergantungan, yang merupakan reintegraasi kapitalisme Indonesia ke dalam sistem global yang berarti adanya subordinasi struktur ekonomi Indonesia sebagai yang diperlukan untuk modal international, juga subordinasi tehadap borjuasi domsetik Indonesia, baik dengan hubungan mereka sebagai komprador atau eliminasi.[6] Sejalan dengan Prof. Robison, Yoshihara Kunio menyebut kapitalisme Asia Tenggara sebagai kapitalisme komprador. Kapitalisme komprador ditunjukkan negara sebagai agen industri manufaktur asing di negerinya sendiri.[7] Kunio dengan yakin menyodorkan sebuah tesis bahwa kapitalisme Asia Tenggara adalah ersatz capitalism (kapitalisme semu/kapitalisme yang menjadi substitusi inferior dari kapitalis yang sebenarnya), di mana campur tangan pemerintah di satu sisi dan perkembangan teknologi yang tidak memadai di sisi lain menjadi faktor di balik ersatz tersebut.[8]
Saya sependapat dengan tesis ketergantungan yang diungkapkan Robison tersebut, karena menunjukan bahwa krisis yang dialami oleh suatu negara salah satu faktornya adalah ketergantunngan negara tersebut kepada pihak asing atau pemiliki modal.  Sehingga krisis sebagai hal yang selalu terdpat dalam kapitalisme tidak dapat terelakan. Lalu bagaimana kaitanya dengan globalisasi? Globalisasi memungkinkan untuk terjadinya penyebaran krisis kepada negara-negara lain, karena dalam globalisasi dunia menjadi seolah tanpa batas. Sehingga mempermudah kapitalisme untuk

Daftar Pustaka

Sumber utama:
RSA Animate.  Crises of Capitalism. http://www.youtube.com/watch?v=qOP2V_np2c0. Dipuload pada 28 Juni 2010. Diakses pada Jumat, 12 September 2013; Pukul 06.43 WIB.

Sumber tambaan:
Decolonize. Communist Manifestton. http://www.youtube.com/watch?v=NbTIJ9_bLP4. Diupload pada 20 Juli 2006. Diakses pada Sabtu, 7 September 2013. Pukul 12.30 WIB.
Khor, Martin, 1995, as cited in J. A. Scholte, “The Globalization of World Politics”, in J. Baylis and S. Smith (eds.), The Globalization of World Politics, An Introduction to International Relations.  New York: Oxford University Press, 1999.
Kunio, Yoshihara. The Raise of Ersatz Capitalism in Southeast Asia.  Jakarta: LP3ES, 1990.
Marx, K. dan F. Engels. Manifesto Partai Komunis. http://www.marxists.org/indonesia/archive/marx-engels/1848/manifesto/ch01.htm. Diakses pada Jumat, 6 September 2013; Pukul 22.30 WIB.
Robison, Richard.  Negara dan kapital di bawah Orde Baru: Kajian Teoritis, dalam Richard Robison, Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme Indonesia.  Depok: Komunitas Bambu, 2012.



[1] RSA Animate.  Crises of Capitalism. http://www.youtube.com/watch?v=qOP2V_np2c0. Dipuload pada 28 Juni 2010. Diakses pada Jumat, 12 September 2013; Pukul 06.43 WIB.
[2] Martin Khor, 1995, as cited in J. A. Scholte, “The Globalization of World Politics”, in J. Baylis and S. Smith (eds.), The Globalization of World Politics, An Introduction to International Relations (New York: Oxford University Press, 1999), p. 15.
[3] K. Marx dan F. Engels. Manifesto Partai Komunis. http://www.marxists.org/indonesia/archive/marx-engels/1848/manifesto/ch01.htm. Diakses pada Jumat, 6 September 2013; Pukul 22.30 WIB.
[4] Decolonize. Communist Manifestton. http://www.youtube.com/watch?v=NbTIJ9_bLP4. Diupload pada 20 Juli 2006. Diakses pada Sabtu, 7 September 2013. Pukul 12.30 WIB.
[5]Richard Robison, Negara dan kapital di bawah Orde Baru: Kajian Teoritis, dalam Richard Robison, Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme Indonesia (Depok: Komunitas Bambu, 2012), hlm.  hlm. 95-97.
[6] Ibid., hlm. 89.
[7] Yoshihara Kunio, The Raise of Ersatz Capitalism in Southeast Asia (Jakarta: LP3ES, 1990), hlm. xv.
[8] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar