Jumat, 27 Desember 2013

“Peran ASIO (Australian Security Intelligence Organisation) dalam Menghadapi Terorisme”



Membahas mengenai keterkaitan antara terorisme dan negara Australia, selain upaya yang dilakukannya di dalam negeri dan upaya kejasama baik regional maupun internasional, juga tidak dapat dipisahkan dari sebuah institusi yang dinamakan intelejen yang merupakan salah satu garda yang berupaya menjaga keamanan negara Asutralia dari serangan terorisme.  Australia sendiri memiliki strukur intelijen yang unik. Sama seperti apa yang ada di dalam Konstitusi Australia yang merupakan pengaruh dari Inggris dan Amerika Serikat, beberapa peran dan struktur badan intelijen Australia dipengaruhi oleh kondisi tersebut, tetapi mereka telah berkembang menjadi sebuah model Australia yang unik selama enam puluh tahun terakhir.[1]
Dalam sistem intelijen Australia, masing-masing memiliki tiga fungsi pengumpulan yang dilakukan oleh organisasi terpisah, yaitu HUMINT pada Australian Secret Intelligence Service (ASIS); SIGINT pada Defence Signals Directorate (DSD); dan Imagery pada Defence Imagery and Geospatial Organisation (DIGO).[2] Penilaian atau analisis intelijen merupakan proses menggunakan kecerdasan (intelligence), dan informasi lainnya, untuk membentuk suatu gambaran dari sebuah isu atau peristiwa. Dalam sistem Australia, badan-badan penilaian intelijen luar negeri adalah ONA (Office of National Assessments) dan DIO (Defence Intelligence Organisation). Apa yang membedakan lembaga-lembaga ini dari lainnya adalah siapa yang melakukan analisis merupakan analis intelijen mereka yang memiliki akses informasi dari seluruh sumber-sumber (sumber rahasia dan sumber terbuka).[3]
Salah satu badan intelejen Australia yang terkenal dalam peraannya melawan teroriesme adalah ASIO (Australian Security Intelligence Organisation) yang didirikan pada tahun 1949 sebagai badan intelijen keamanan nasional Australia. ASIO beroperasi di bawah arahan Direktur Jenderal Keamanan yang bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.[4]
Peran ASIO adalah untuk mengidentifikasi dan menyelidiki ancaman-ancaman terhadap keamanan, di mana pun mereka muncul, dan memberikan petunjuk untuk melindungi Australia baik warganegaranya maupun kepentingankepentingannya. Fungsi-fungsi ASIO ditetapkan dalam The Australian Security Intelligence Organisation Act 1979 (the ASIO Act).[5]  ASIO merupakan dinas intelijen kemanan Australia. Tanggung jawab utamanya adalah mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan intelijen tentang ancaman-ancaman terhadap keamanan. Investigasi ASIO umumnya berfokus pada mendeteksi tujuan dan kegiatan-kegiatan teroris, orang-orang yang dapat melakukan tindakan kekerasan karena alasan politik dan orang-orang yang secara sembunyi-sembunyi dapat memperoleh informasi rahasia Australia. Sebagian besar sumber daya ASIO bertujuan untuk mencegah serangan teroris di Australia, melawan kegiatan teroris yang terkait, peringatan ancaman keamanan dan melawan spionase dan campur tangan asing terhadap Australia.[6]
ASIO juga memberikan penilaian keamanan dan melindungi petunjuk keamanan. Penilaian keamanan meliputi, misalnya, orang-orang yang memegang atau mencari kelonggaran keamanan nasional; dalam kasus beberapa pemohon visa, apakah mereka harus diizinkan untuk masuk atau tinggal di Australia; atau akses ke daerah-daerah sensitif, seperti zona-zona terbatas pelabuhan udara dan pelabuhan laut. Perlindungan petunjuk keamanan tersedia untuk badan-badan pemerintah dan, melalui Business Liaison Unit, pemilik infrastruktur dan lainnya di sektor swasta. ASIO juga bertanggung jawab untuk pengumpulan intelijen asing di Australia, atas permintaan Menteri Luar Negeri atau Menteri Pertahanan.[7]
ASIO memainkan peran penting dalam masyarakat Australia. Visi dari ASIO adalah sebagai garda depan intelijen untuk melindungi Australia. Misinya untuk mengidentifikasi dan menyelidiki ancaman-ancaman keamanan dan memberikan petunjuk untuk melindungi Australia (masyarakat dan kepentingankepentingannya).[8]
Dalam memenuhi kewajibannya untuk melindungi Australia, rakyatnya dan kepentingan-kepentingan, ASIO melakukan berbagai hal, seperti: 1) Mengumpulkan intelijen melalui berbagai cara, termasuk sumber-sumber manusia dan operasional teknis, dengan menggunakan sarana yang sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Jaksa Agung; 2) Menilai intelijen dan memberikan nasihat kepada Pemerintah dan seterusnya mengenai hal-hal keamanan; 3) Menyelidiki dan merespon ancaman-ancaman terhadap keamanan; 4) Mempertahankan kemampuan kontra-terorisme nasional; dan 5) Memberikan penilaian keamanan, termasuk pemeriksaan visa masuk dan sebagai akses ke materi yang diklasifikasikan dan yang ditunjuk sebagai kawasan keamanan yang dikendalikan.[9]
Menurut Undang-undang ASIO dan undang-undang lainnya, ASIO dapat diberi wewenang untuk menggunakan kekuasaan khusus di bawah surat perintah, termasuk wewenang untuk menyadap telekomunikasi, dan memaksa orang untuk muncul sebelum kewenangan ditentukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan masalah terorisme. ASIO juga memiliki kemampuan khusus yang dapat digunakan untuk membantu operasi-operasi intelijen dan merespon peristiwa.[10]
Undang-undang ASIO juga memberikan fungsi ASIO untuk memberikan perlindungan nasihat keamanan kepada pemerintah. ASIO bertanggung jawab untuk mengumpulkan intelijen luar negeri di Australia di bawah surat perintah atas permintaan Menteri Luar Negeri atau Menteri Pertahanan, dan bekerjasama dengan Australian Secret Intelligence Service (ASIS) atau Defence Signals Directorate (DSD).[11]
Sistem intelijen Australia menawarkan kesempatan terbaik dan memfasilitasi ASIO untuk mendeteksi aktivitas terorisme dan memungkinkan kita untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan. Bertukar informasi dan penilaian intelijen dengan mitra Australia dapat membantu mengidentifikasi dan memonitor teroris, memberikan peringatan dan mengganggu kegiatan mereka. Dari perspektif penegakan hukum, intelijen yang baik merupakan bagian utuh dalam melakukan penyelidikan yang efektif berkaitan dengan terorisme. Kegiatan intelijen Australia dan badan-badan keamanan telah membantu menggagalkan serangan teroris dan, investigasi Bom Bali menunjukkan, menemukan link teroris dan asosiasi yang sebelumnya tidak dikenal.[12]
Sejak tanggal 11 September 2001, intelijen Australia dan badan-badan keamanan telah mempertajam fokus mereka pada terorisme. The Australian Security Intelligence Organisation (ASIO) dan the Australian Secret Intelligence Service (ASIS) telah menerima sumber daya baru yang signifikan dan telah memperdalam link yang ada dan memimpin hubungan baru di kawasan regional. Hal ini telah menyebabkan lebih besar penyatuan sumber daya dan peningkatan dramatis dalam berbagi informasi. Mereka juga menyediakan pelatihan intelijen kontra-terorisme dan advis kepada negara-negara di Pasifik.[13] The Defence Intelligence Organisation (DIO) telah meningkatkan sumber daya analitis kontra-terorisme sedangkan Defence Signals Directorate (DSD) telah meningkatkan kemampuannya untuk mengumpulkan intelijen sinyal terhadap teroris. The Defence Imagery and Geospatial Organisation (DIGO) juga mengelola kapabilitas kontra-terorisme.[14]
Upaya dalam menjaga keamanan dan pertahanan Australia telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2002 dan 2005 Bom Bali dan serangan terhadap Kedutaan Australia di Jakarta pada tahun 2004 telah menandakan sebagai peringatan bahwa Australia menghadapi ancaman-ancaman teror regional. Serangan teroris di London dan Madrid menggambarkan tidak hanya ancaman untuk warga negara Australia secara internasional tetapi menyoroti kemungkinan serangan di Australia.[15]
Respon Australia terhadap ancaman terorisme melibatkan setiap tingkatan pemerintahan. Pendekatan ini berasal dari pemahaman bahwa keamanan nasional bukan hanya masalah kebijakan. Para teroris mengandalkan kejutan untuk mencapai tujuan mereka dan memberikan ancaman yang terus berubah.[16]
Tidak hanya meningkatkan kualitas badan institusi keamanan dalam negeri seperti halnya badan intelejen layaknya ASIA dan pemberian kompensasi[17] dan memperpanjang pemberian kompensasi bagi warga Australia yang menjadi korban teroris di luar negeri, dalam sepuluh tahun terakhir.[18]Respons Australia untuk terorisme menggabungkan penciptaan hukum yang efektif dan pengumpulan intelijen, dengan pertahanan nasional, penegakan hukum, keamanan maritim dan penerbangan, pengawasan perbatasan, keamanan protektif, tindakan pencegahan kesehatan, tanggap darurat dan konsekuensi pengelolaan, perlindungan infrastruktur masyarakat dan swasta, perencanaan dan pengujian respon, serta meningkatkan kerjasama nasional dan internasional.[19]
Terorisme tetap menjadi ancaman serius bagi Australia, dan strategi kontra-terorisme Australia terus ditingkatkan untuk mengatasi lingkungan keamanan. Selama lima tahun terakhir, Australia dengan kritis meninjau pengaturan keamanan nasionalnya dan memperkenalkan berbagai upaya-upaya penting dan reformasi. Tujuan kontra-terorisme pertahanan Australia adalah untuk melindungi warga Australia dan kepentingan-kepentingan Australia. Pemerintah Australia berupaya untuk mencapai ini dengan:
1.      Bekerja dengan negara, wilayah dan pemerintah lokal, swasta dan masyarakat untuk membangun kemampuan kontra-terorisme nasional yang efektif; dan
2.      Berkontribusi terhadap upaya-upaya kontra-terorisme regional dan internasional yang lebih luas.36
Dalam konteks kerjasama regional memerangi terorisme misalnya, Australia melakukan kerjasma dengan Indonesia dalam penguatan institusi penjaga ketertban dan keamanan dengan negara Indonesia.[20] Di samping itu, dalam struktur organisasi international Australia juga sangat mendukung tugas PBB dalam memerangi terorisme. PBB telah digunakan secara efektif untuk membangun dukungan internasional dan memperkuat kerangka hukum internasional untuk melawan ancaman terorisme internasional. Bidang utama dari resolusi Dewan Keamanan PBB meliputi bidang-bidang seperti pembekuan asset-aset teroris, daftar organisasi-organisasi teroris, dan kontrol pada kemampuan proliferasi CBRN, merupakan prestasi aliansi yang penting.[21]
Australia mendukung tugas Komite Kontra-Terorisme PBB (UN’s Counter-Terrorism Committee/CTC) yang didirikan berdasarkan Resolusi 1373. Pelaksanaan Resolusi 1373 dilakukan secara global, namun termasuk di kawasan Asia Pasifik tidak merata. Banyak negara masih relatif lemah pada kemampuan kontra-terorismenya. Langkah-langkah baru untuk memperkuat kapasitas CTC agar dapat lebih fokus kepada negara-negara ini harus menghasilkan beberapa kemajuan. Australia telah mendukung sejumlah kegiatan-kegiatan kontraterorisme di wilayah Asia Pasifik yang terdapat di dalam kewajiban Resolusi 1373.43 Australia telah berperan penting dalam Jemaah Islamiyah (JI) yang terdaftar oleh PBB sebagai organisasi teroris di bawah Resolusi Dewan Keamanan 1267. Daftar ini mengharuskan seluruh anggota PBB untuk membekukan aset-aset Jemaah Islamiyah dan membatasi gerakan para anggotanya. Lebih dari 20 anggota Jemaah Islamiyah juga telah terdaftar dengan nama oleh PBB dan pemerintah Australia telah mencatatkan individu-individu tersebut berdasarkan Hukum Australia.[22]
Pemerintah Australia mendukung daftar lanjutan Al-Qaida dan Taliban terkait dengan entitas dan individu pada Komite Sanksi 1267 Dewan Keamanan PBB. Daftar konsolidasi Komite mewakili suatu sarana penting dalam penerapan sanksi-sanksi internasional dan mereka mendorong negara-negara menggunakannya untuk menindak keras terhadap kelompok-kelompok teroris.[23] Australia adalah pihak ke-11 dari Konvensi Anti-Terorisme PBB-12 dan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menjadi pihak yang tersisa sebagai masalah prioritas. Pemerintah Australia terus mendesak negara-negara di wilayahnya untuk meratifikasi atau menyetujui konvensi ini. Australia mendukung kegiatan ini untuk menerapkan dan menggunakannya guna meningkatkan standar-standar internasional di bidang ini. Australia juga memainkan peran penting selama beberapa tahun untuk memandu negosiasi di PBB pada Konvensi Komprehensif tentang Terorisme (Comprehensive Australia memainkan peran aktif dalam badan-badan internasional yang
terlibat dalam tugas pendanaan anti-teroris, termasuk International Monetary Fund (IMF), World Bank, Financial Action Task Force (FATF) dan the Egmont Group of Financial Intelligence Units. Melalui Institut Pelatihan IMF di Singapura, Australia membantu memberikan pelatihan kepada para jaksa, hakim dan pejabat dari unit-unit intelijen keuangan dari kawasan Asia Pasifik yang memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan pendanaan anti-teroris dan undang-undang anti-pencucian uang. Mereka juga membantu negara-negara memenuhi standar-standar global FATF yang terkait dengan anti-pencucian uang dan pendanaan anti-teroris, melalui bantuan pembangunan kapasitas bilateral dan partisipasi dalam program-program evaluasi bersama.[24]
Pemerintah tidak dapat menjamin bahwa Australia akan bebas dari ancaman serangan teroris. Tetapi pemerintah ini dapat menjamin bahwa akan mengambil semua yang diperlukan dan langkah-langkah praktis untuk memerangi ancaman. Buku Putih (Counter-Terrorism White Paper: Securing Australia, Protecting Our Community) ini merupakan bagian dari agenda reformasi keamanan nasional pemerintah Australia. Ini adalah langkah lebih lanjut untuk memberikan rasa yang lebih aman, Australia lebih aman.[25]
Tanggung jawab pertama adalah perlindungan pemerintah Australia, masyarakat Australia dan kepentingan Australia. Jadi kunci prioritas pemerintah adalah untuk melindungi Australia dari terorisme. Ancaman terorisme ke Australia adalah nyata dan abadi. Hal ini telah menjadi sifat yang tetap dan permanen dari lingkungan keamanan Australia.58
Akan tetapi, peritiwa cukup menarik terjadi baru-baru ini. Diinformasikan bahwa Departemen Pertahanan (Dephan) Australia menyatakan, staff keamanan anti terorisme akan dikurangi di beberapa pangkalan militer terkait pemotongan anggaran yang dialami departemen itu. Menurut data Dephan, sekitar 110 Protective Service Officer (PSO) akan dibebastugaskan di Holsworthy Barracks di Sydney, Victoria Barracks di Melbourne dan Royal Military College di Duntroon di Canberra.[26] Sangat diprihatinkan bahwa keputusan itu diambil bukan karena pangkalan-pangkalan itu tiba-tiba menjadi aman, tapi karena Departemen Pertahanan mengalami pemotongan anggaran, sehingga nampaknya dalam perspektif penulis bahwa kebijakan tersebut perlu ditinjau kembali demi menjaga keamanan Australia.
Pemerintah telah melihat perencanaan teroris di Australia. Sejak tahun 2001, sejumlah serangan teroris telah digagalkan di Australia. Tiga puluh delapan orang telah dituntut atau sedang dituntut sebagai akibat dari operasi-operasi kontra-terorisme dan 20 orang telah dihukum karena kejahatan terorisme di bawah KUHP. Lebih dari 40 warga Australia memiliki paspor yang dicabut atau permohonannya ditolak karena alasan-alasan yang berhubungan dengan terorisme.[27]
Strategi kontra-terorisme pemerintah diinformasikan oleh sejumlah penilaian-penilaian inti. Mereka harus mengambil pendekatan yang komprehensif dan berlapis. Tindakan kontra-terorisme ini harus diinformasikan oleh penilaian-penilaian strategis tentang sifat ancaman dan kerentanan Australia terhadap itu. Dan mereka harus melakukan kegiatan-kegiatan ini dengan cara memanfaatkan kemampuannya, menjunjung tinggi prinsip-prinsip dan meringankan risiko serangan atau kegagalan dalam merespon.[28]

Kesimpulan
            Berdasarkan deskripsi di atas telah dijelaskan bahwa Australia adalah negara yang telah melakukan upaya dalam melawan terorisme.  Upaya tersebut dilakukan baik di tingakat internasional, yang dilakukan dengan cara kerjasama bilateral, regional maupun internasional.  Di samping itu juga dilakukan upaya nasional yang turut serta membantu korban pasca terjadinya terorisme hingga penguatan lembaga atau institusi yang bertugas menjaga keamanan Australia dari ancaman terorisme.  Salah satu lembaga  yang turut serta menjadi garada perlawanan Australia terhadap terorisme adalah The Australian Security Intelligence Organisation (ASIO) yang merupakan badan intelejen yang membantu pemerintah Australia menjamin perlindungan pemerintah Australia, masyarakat Australia dan kepentingan Australia.  Namun demikian terdapat berita yang menarik belakangan ini bahwa Departemen Pertahanan (Dephan) Australia menyatakan, staff keamanan anti terorisme akan dikurangi di beberapa pangkalan militer terkait pemotongan anggaran yang dialami departemen tersebut.  Hal tersebut perlu ditinjau uang pemerintah Australia mengingat Australia adalah negara tujuan imigran yang dikhawatirkan akan mudah diselundupi pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan terorisme.




Daftar Pustaka
Sumber Utama Tesis
Hendrika Monalisa. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Kontra-Terorisme: Studi Kasus Peranan ASIO (Australian Security Intelligence Organisation) dalam Upaya Kontra-Terorisme Australia Pasca 9/11. Depok: Universitas Indonesia, 2010.

Sumber Buku dan Artikel:
Flood, Philip. Report of the Inquiry Into Australian Intelligence Agencies, Chapter 1. Australia: Department of Communications, Information Technology and the Arts, 2004.
Nn. ASIO Report to Parliament 2008-09. Commonwealth of Australia, 2009.
Nn. Transnational Terrorism: The Threat to Australia, Commonwealth of Australia, 2004.

Sumber Website:
Patistik, Egidius. Oposisi Australia Janjikan Kompensasi bagi Korban Terorisme. http://internasional.kompas.com/read/2013/08/27/1033150/Oposisi.Australia.Janjikan.Kompensasi.bagi.Korban.Terorisme diakses pada Sabtu, 16 November 2013; Pukul 11.26 WIB.
Nn. Australian Security Intelligence Organisation. http://www.asio.gov.au/About-ASIO/Overview.html diakses Kamis, 14 November 2013; Pukul. 17.30 WIB.
Nn. Abbot Kompensasi Korban Bom Bali. http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131009_abbott_kompensasi_korbanbombali.shtml  diakses pada Jumat, 15 November 2013; Pukul 23.50 WIB.
Nn. Dialog Bilateral antara Indonesia dan Australia tentang Penanggulangan Teroris. http://ditjenahu.kemenkumham.go.id/publikasi/berita/item/110-dialog-bilateral-antara-indonesia-dan-australia-tentang-penanggulangan-teroris diakses pada Jumat 15 November; Pukul 23.30 WIB.
National Security and Counter-Terrorism, http://www.ag.gov.au/www/agd/agd.nsf/Page/National_security diakses pada Kamis, 14 November 2013; Pukul 11.08 WIB.
Nn. Anggaran Dipangkas, Dephan Australia Kurangi Staf Anti Terorisme. http://news.detik.com/read/2013/10/02/104823/2375242/1513/anggaran-dipangkas-dephan-australia-kurangi-staf-anti-terorisme diakse pada Sabtu, 16 November 2013; Pukul 11.35 WIB.



[1] Philip Flood. Report of the Inquiry Into Australian Intelligence Agencies, Chapter 1 (Australia: Department of Communications, Information Technology and the Arts, 2004), hlm. 4.
[2] Ibid., hlm. 6.
[3] Ibid.,
[4] Australian Security Intelligence Organisation. http://www.asio.gov.au/About-ASIO/Overview.html diakses Kamis, 14 November 2013; Pukul. 17.30 WIB.
[5] Ibid.,
[6] Ibid.,
[7] Ibid.,
[8] Ibid.,
[9] ASIO Report to Parliament 2008-09, Commonwealth of Australia, 2009, hlm. ix.
[10] Ibid.,
[11] Ibid.,
[12] Ibid.,
[13] Ibid.,
[14] Ibid.,
[15] Transnational Terrorism: The Threat to Australia, Commonwealth of Australia, 2004, hal. 83.
[16] Ibid.,
[17] Egidius Patistik. Oposisi Australia Janjikan Kompensasi bagi Korban Terorisme. http://internasional.kompas.com/read/2013/08/27/1033150/Oposisi.Australia.Janjikan.Kompensasi.bagi.Korban.Terorisme diakses pada Sabtu, 16 November 2013; Pukul 11.26 WIB.
[18] Abbot Kompensasi Korban Bom Bali. http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131009_abbott_kompensasi_korbanbombali.shtml  diakses pada Jumat, 15 November 2013; Pukul 23.50 WIB.
[19] Ibid.,                                                        
[20] Dialog Bilateral antara Indonesia dan Australia tentang Penanggulangan Teroris. http://ditjenahu.kemenkumham.go.id/publikasi/berita/item/110-dialog-bilateral-antara-indonesia-dan-australia-tentang-penanggulangan-teroris diakses pada Jumat 15 November; Pukul 23.30 WIB.
[21] National Security and Counter-Terrorism, http://www.ag.gov.au/www/agd/agd.nsf/Page/National_security diakses pada Kamis, 14 November 2013; Pukul 11.08 WIB.
[22] Ibid.,
[23] Transnational Terrorism: The Threat to Australia.....Op. Cit., hlm. 83.
[24] Ibid.,
[25] Ibid.,
[26] Anggaran Dipangkas, Dephan Australia Kurangi Staf Anti Terorisme. http://news.detik.com/read/2013/10/02/104823/2375242/1513/anggaran-dipangkas-dephan-australia-kurangi-staf-anti-terorisme diakse pada Sabtu, 16 November 2013; Pukul 11.35 WIB.
[27] Ibid.,
[28] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar