Minggu, 23 September 2012

"Saat kita Meninggalkan Putih Abu"


oleh Alpiadi Prawiraningrat

Sahabat saya pernah bercerita tentang indahnya kenangan persahabatan yang pernah dia alami.  Tentang sebuah hari, di mana mungkin adalah untuk terkahir kalinya dia bertemu dengan sahabatnya. Sebelum akhirnya pergi jauh untuk mengejar mimpi yang ia cita-citakan.

Saat ketika canda, tawa, sedih dan senyum membaur menjadi satu. Di tengah kerinduan yang mereka rasakan setelah cukup lama tidak bertemu. Karena masing-masing harus mengejar mimpi yang harus mereka wujudkan.

Sahabat sayapun bercerita:
Saya pernah menjalani banyak hari yang begitu indah dan menyenangkan bersama sahabat yang amat saya cintai. Saat di mana kami saling bercerita dan saling berbagi kisah dan kecerian indahnya masa remaja. Seolah merasa kami  yang terhebat. Merasa kamilah pemilik kebahagiaan dunia ini sesungguhnya.

Masih terlintas dalam benak, tatkala hari yang cukup berat yang harus saya hadapi. Ketika saya harus dengan rela menyambut masa depan dan meninggalkan seragam putih abu yang sekian lama memberikan kenangan.

Tapi inilah aturan tuhan, ada kalanya kami saling bertemu dan adakalanya pula perpisahanlah yang akhirnya menutup sebuah indahnya kisah persahabatan.  Hingga akhirnya hari itupun terulang.
Tidak seperti hari biasanya yang pernah kita lewati. Tapi saat di mana untuk kesekian kalinya perpisahanlah yang menjadi akhir dari sebuah perjalanan hidup.

Sahabat, masih jelas tergambar dalam pikiran ini. ketika kita tertawa bahagia karena saling mencela satu sama lain. Tentang sebuah kota yang akan kita tuju nanti, yang apakah mungkin dapat menggantikan kenangan di kota yang telah memrtemukan kita.

Masih sangat jelas teringat, ketika di antara kita bercerita tentang kenangan perih dimasa silamnya yang membuatnya merasa kehilangan sebuah kasih sayang dari orang yang amat dia cintai. Namun. bersama kitalah dia merasa kembali menemukan kasih sayang itu.

Maka tidak akan pernah terlupakan dan akan selalu teringat sempurna, sebuah cerita kenangan tatkala salah satu teman kita akhirnya mendapatkan apa yang menjadi mimpinya, cerita saat kita merasa bangga akan tempat yang kelak akan menjadi sebuah tangga untuk menggapai cita-cita kita dan sebuah janji yang terucap " SAHABAT SAMPAI MATI UNTUK SELAMANYA "

Memang pada hari itu semuanya tampak bahagia, tertawa dan sangat begitu dekat diantara satu dan lainya.
namun di balik itu semua, saya membaca apa yang tergambar pada raut wajah kalian sahabat. Sebuah keraguan dan sebuah kekhawatiran.Aapakah saya akan mendapatkan sahabat seperti kalian diluar sana? sahabat yang selalu menemani saya dalam suka dan duka. Sahabat yang selalu memberi semangat tatkala saya merasa lemah dan sendiri.  Sahabat yang menjadi pelindung terbaik saya. Sahabat yang selalu mengingatkan saya, bahkan sahabat yang mengajari saya akan peliknya permasalahan cinta yang pernah dialami.

Jawabanya memanglah cukup sulit. Namun tidak ada yang mustahil dalam hidup ini. Yakinlah tuhan sudah menyiapkan rencana yang begitu sempurna untuk kita dan ini adalah pertanggungjawaban terhadap mimpi yang telah kita pilih.

Meskipun hari itu cukup berat bagi kita sahabat. Namun, kita harus percaya. Bahwa tuhan telah mempersiapkan rencana terindah dan maha sempurna yang harus siap kita jalani.

Janganlah bersedih sahabat, tidak peduli apa warna alamamter universitasmu kini.  Tidak psduli di mana akhirnya kau tinggal saat ini. Meski  Jakarta, Depok, Bandung atau bahkan di ujung dunia sekalipun tempat yang kelak kau tuju.  Jangan pernah lupakan kota yang pernah pertemukan kita, Purwakarta, tempat yang kelak akan kita rindukan.

Seamangat sahabat, jadi apapun dan siapapun kau  kelak.  Kau tetaplah sahabat saya, seseorang yang selalu menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar