Kamis, 20 September 2012

Ekonomi Indonesia dan Pembangunan Sosial dalam Globalisasi



oleh Alpiadi Prawiraningrat

1.      Definisi Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi secara global, yaitu terbuka, tanpa mengenal batas-batas teritorial (kewilayahan) antara negara yang satu dengan negara yang lain dan memandang dunia sebagai satu kesatuan. Sisi perdagangan dan investasi bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara keseluruhan. Sebab-sebab terjadinya globalisasi ekonomi adalah sebagai berikut:  (1) Adanya globalisasi di bidang informasi dan komunikasi antara bangsa-bangsa di duni;  (2) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang komunikasi dan transportasi;  (3) Semakin majunya kerja sama internasional.
Globalisasi ekonomi sangat erat kaitannya dan selalu berhubungan dengan perdagangan bebas (Free Trade).  Perdagangan bebas berusaha menciptakan kawasan perdagangan yang lebih luas dan menghilangkan hambatan-hambatan yang mengakibatkan tidak lancarnya perdagangan internasional.  Hambtan tersebut biasanya karena tarif ekspor dan impor yang diberlakukan terlalu tinggi sehingga harga barang tidak kompetitif. Di samping itu, hambatan terjadi karena politik dagang (misalnya proteksi) yang diberlakukan oleh negara tertentu untuk melindungi produksi dalam negeri.

Dampak Globalisai terhadap Ekonomi Indonesia
Kelebihan Globalisasi Ekonomi
Kekurangan Globalisasi Ekonomi
·         Mampu meningkatkan produksi global.
·         Perdagangan luar negeri yang lebih bebas sehingga memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
·         Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik.

·         Menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Serta, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
·         Memperburuk neraca pembayaran dan sektor keuangan semakin tidak stabil.  
·         Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.

2.      AFTA (ASEAN Free Trade Area)
Dibentuk pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN (ASEAN Summit) ke-4 di Singapura pada tahun 1992, para kepala negara mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN (AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun.
a.      Tujuan dari AFTA
  • menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.
  • menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).
  • meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade).

Manfaat dan Tantangan AFTA bagi Indonesia
Manfaat
Tantangan
  • Peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi produk Indonesia, dengan penduduk sebesar ± 500 juta dan tingkat pendapatan masyarakat yang beragam;
  • Biaya produksi yang semakin rendah dan pasti bagi pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya pemasaran;
  • Pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu;
  • Kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya.

  • Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna dapat memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya.


3.      APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
Keikutsertaan Indonesia dalam APEC sangat didorong oleh kepentingan Indonesia untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi perdagangan dunia yang bebas sekaligus mengamankan kepentingan nasional RI. Kontribusi Indonesia terbesar bagi APEC adalah disepakatinya komitmen bersama yang dikenal juga sebagai ‘Tujuan Bogor’ (Bogor Goals) yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi secara penuh pada tahun 2010 untuk ekonomi yang sudah maju, dan tahun 2020 untuk ekonomi berkembang. Komitmen ini menjadi dasar dalam berbagai inisiatif untuk mendorong percepatan penghapusan tarif perdagangan maupun investasi antar anggota APEC.

a.        Manfaat APEC bagi Indonesia
1.      APEC merupakan forum yang fleksibel untuk membahas isu-isu ekonomi internasional.
2.      APEC merupakan forum konsolidasi menuju era perdagangan terbuka dan sejalan dengan prinsip perdagangan multilateral.
3.      Peningkatan peran swasta dan masyarakat Indonesia menuju liberalisasi perdagangan dan kemudahan arus barang dan jasa dari Indonesia ke anggota APEC lainnya.
4.      Peningkatan Human and Capacity Building. 
5.      Pembentukan APEC telah memberikan manfaat terhadap peningkatan arus barang, jasa maupun pertumbuhan ekonomi negara anggota APEC.
6.      APEC sebagai forum untuk bertukar pengalaman.  Forum APEC yang pada umumnya berbentuk “policy dialogue” memiliki manfaat yang sangat besar terutama untuk menarik pelajaran dan pengalaman positif maupun negatif (best practices) anggota APEC lainnya dalam hal pengambilan dan pembuatan kebijakan liberalisasi perdagangan dan investasi.
7.      Memproyeksikan kepentingan-kepentingan Indonesia dalam konteks ekonomi internasional.
8.      APEC merupakan salah satu forum yang memungkinkan Indonesia untuk memproyeksikan kepentingan-kepentingannya dan mengamankan posisinya dalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka.

4.     Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia.
Dampak krisis finansial global ke Indonesia lebih banyak ditransmisikan lewat jalur perdagangan atau makroekonomi dibandingkan jalur finansial.  Ini disebabkan oleh rendahnya penempatan dana perbankan atau lembaga keuangan domestik terhadap aset-aset bermasalah dari pasar finansial global. Hal ini tidak terlepas dari berbagai peraturan Bank Indonesia yang menerapkan sejumlah batasan terhadap aktivitas yang dilakukan perbankan. 
.  Dampak krisis melalui jalur perdagangan ini tidak terlepas dari karakteristik ekspor Indonesia yang didominasi oleh komoditas primer dan negara tujuan ekspor yang kurang terdiversifikasi. Dari sisi sektoral, kontraksi akan segera terlihat pada sektor-sektor tradables, sekaligus merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar. Gelombang pemutusan hubungan kerja yang sudah mulai terjadi, diperkirakan semakin berlanjut. Kondisi ini pada gilirannya akan memperkecil pansar tenaga kerja dalam pendapatan nasional. Berdasarkan pemetaan terhadap distribusi pendapatan nasional terdapat indikasi adanya keterkaitan yang kuat antara labor share dalam pendapatan nasional dan pergerakan konsumsi masyarakat. Gelombang pemutusan hubungan kerja apabila terus terjadi akan menyebabkan penurunan konsumsi masyarakat yang signifikan. Terganggunya kinerja sektor riil ini selanjutnya berpotensi meningkatkan intensitas transmisi krisis melalui jalur financial secara tidak langsung dalam bentuk terhambatnya kemampuan melakukan pembiayaan ekonomi. Bagi perbankan, lesunya kegiatan usaha dan meluasnya pemutusan hubungan kerja berpotensi meningkatkan kredit nonlancar (nonperforming loan/NPL) bank dan pada lanjutannya akan menahan bank dalam menyalurkan kreditnya. Dari sisi pelaku usaha, performa ekonomi yang buruk juga akan berimbas pada menurunnya tingkat profit usaha, yang selama ini menjadi salah satu sumber bagi pembiayaan bisnisnya. Kondisi ini pada akhirnya akan menahan pelaku usaha dalam melakukan ekspansi bisnisnya sehingga pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan.
Daftar Pustaka

Basri, Faisal.  2008.  Perekonomian Indonesia menjelang abad XXI”.  Jakarta: Erlangga.
Afsyah, Y.  2008.  Impact of Financial Crisis Industrial Growth and Enviromental Performance in         Indonesia.  (http://www.p2pays.org/ref/22/21735.pdf).  Diunduh pada Jumat, 4 Mei 2012)
Lin, J, Y.  2008.  The Impact of The Financial Crisis on Developing Countries”            (http://www.cristalk.worldbank.org/files/Oct31JustinLinKDIremark/pdf )
--------http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2141890-pengertian-globalisasi            ekonomi/#ixzz1vQCgVTEG “Definisi Globalisasi Ekonomi” (Diakses pada Jumat, 4 Mei 2012; pukul 22.25 WIB)
--------“Dampak Globalisasi pada perekonomian Indonesia”. Diakses dari            http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/dampak-globalisasi-pada-perekonomian-indonesia/ (Diakses pada 4 Mei 2012)
--------“Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia”.  Diakses Sabtu, 5 Mei   2012; pukul 11.00 WIB
--------http://www.tarif.depkeu.go.id/Others/?hi=AFTA.  Diakses Sabtu, 5 Mei 2012; pukul 11.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar