oleh Alpiadi Prawiraningrat
1. Definisi Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi
adalah kehidupan ekonomi secara global, yaitu terbuka, tanpa mengenal
batas-batas teritorial (kewilayahan) antara negara yang satu dengan negara yang
lain dan memandang dunia sebagai satu kesatuan. Sisi perdagangan dan investasi
bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara
keseluruhan. Sebab-sebab terjadinya globalisasi ekonomi adalah sebagai berikut: (1) Adanya globalisasi di bidang informasi
dan komunikasi antara bangsa-bangsa di duni;
(2) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang
komunikasi dan transportasi; (3) Semakin
majunya kerja sama internasional.
Globalisasi
ekonomi sangat erat kaitannya dan selalu berhubungan dengan perdagangan bebas (Free Trade). Perdagangan bebas berusaha menciptakan kawasan
perdagangan yang lebih luas dan menghilangkan hambatan-hambatan yang
mengakibatkan tidak lancarnya perdagangan internasional. Hambtan tersebut biasanya karena tarif ekspor
dan impor yang diberlakukan terlalu tinggi sehingga harga barang tidak
kompetitif. Di samping itu, hambatan terjadi karena politik dagang (misalnya
proteksi) yang diberlakukan oleh negara tertentu untuk melindungi produksi
dalam negeri.
Dampak Globalisai terhadap Ekonomi Indonesia
Kelebihan
Globalisasi Ekonomi
|
Kekurangan
Globalisasi Ekonomi
|
·
Mampu
meningkatkan produksi global.
·
Perdagangan
luar negeri yang lebih bebas sehingga memungkinkan setiap negara memperoleh
pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
·
Menyediakan
dana tambahan untuk pembangunan ekonomi melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik.
|
·
Menimbulkan
hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik
yang lebih cepat. Serta, ketergantungan kepada industri-industri yang
dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
·
Memperburuk
neraca pembayaran dan sektor keuangan semakin tidak stabil.
·
Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah
pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
|
2. AFTA
(ASEAN Free Trade Area)
Dibentuk pada pertemuan tingkat Kepala Negara
ASEAN (ASEAN Summit) ke-4 di Singapura pada tahun 1992, para kepala negara
mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN (AFTA) dalam
jangka waktu 15 tahun.
a. Tujuan
dari AFTA
- menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.
- menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).
- meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade).
Manfaat dan Tantangan AFTA bagi Indonesia
Manfaat
|
Tantangan
|
|
|
3. APEC
(Asia Pacific Economic Cooperation)
Keikutsertaan Indonesia dalam APEC sangat didorong oleh kepentingan
Indonesia untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi
perdagangan dunia yang bebas sekaligus mengamankan kepentingan nasional RI.
Kontribusi Indonesia terbesar bagi APEC adalah disepakatinya komitmen bersama
yang dikenal juga sebagai ‘Tujuan Bogor’ (Bogor Goals) yaitu
liberalisasi perdagangan dan investasi secara penuh pada tahun 2010 untuk
ekonomi yang sudah maju, dan tahun 2020 untuk ekonomi berkembang. Komitmen ini
menjadi dasar dalam berbagai inisiatif untuk mendorong percepatan penghapusan
tarif perdagangan maupun investasi antar anggota APEC.
a.
Manfaat
APEC bagi Indonesia
1. APEC merupakan forum yang fleksibel untuk
membahas isu-isu ekonomi internasional.
2. APEC merupakan forum konsolidasi menuju era
perdagangan terbuka dan sejalan dengan prinsip perdagangan multilateral.
3. Peningkatan peran swasta dan masyarakat
Indonesia menuju liberalisasi perdagangan dan kemudahan arus barang dan jasa
dari Indonesia ke anggota APEC lainnya.
4. Peningkatan Human and Capacity Building.
5. Pembentukan APEC telah memberikan manfaat
terhadap peningkatan arus barang, jasa maupun pertumbuhan ekonomi negara
anggota APEC.
6. APEC sebagai forum untuk bertukar pengalaman. Forum APEC yang pada umumnya berbentuk “policy
dialogue” memiliki manfaat yang sangat besar terutama untuk menarik
pelajaran dan pengalaman positif maupun negatif (best practices) anggota
APEC lainnya dalam hal pengambilan dan pembuatan kebijakan liberalisasi
perdagangan dan investasi.
7. Memproyeksikan kepentingan-kepentingan
Indonesia dalam konteks ekonomi internasional.
8. APEC merupakan salah satu forum yang
memungkinkan Indonesia untuk memproyeksikan kepentingan-kepentingannya dan
mengamankan posisinya dalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan
terbuka.
4. Krisis Ekonomi Global dan
Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia.
Dampak
krisis finansial global ke Indonesia lebih banyak ditransmisikan lewat jalur
perdagangan atau makroekonomi dibandingkan jalur finansial. Ini disebabkan oleh rendahnya penempatan dana
perbankan atau lembaga keuangan domestik terhadap aset-aset bermasalah dari pasar
finansial global. Hal ini tidak terlepas dari berbagai peraturan Bank Indonesia
yang menerapkan sejumlah batasan terhadap aktivitas yang dilakukan
perbankan.
. Dampak krisis melalui jalur perdagangan ini
tidak terlepas dari karakteristik ekspor Indonesia yang didominasi oleh
komoditas primer dan negara tujuan ekspor yang kurang terdiversifikasi. Dari
sisi sektoral, kontraksi akan segera terlihat pada sektor-sektor tradables, sekaligus merupakan sektor
penyerap tenaga kerja terbesar. Gelombang pemutusan hubungan kerja yang sudah
mulai terjadi, diperkirakan semakin berlanjut. Kondisi ini pada gilirannya akan
memperkecil pansar tenaga kerja dalam pendapatan nasional. Berdasarkan pemetaan
terhadap distribusi pendapatan nasional terdapat indikasi adanya keterkaitan
yang kuat antara labor share dalam
pendapatan nasional dan pergerakan konsumsi masyarakat. Gelombang pemutusan
hubungan kerja apabila terus terjadi akan menyebabkan penurunan konsumsi
masyarakat yang signifikan. Terganggunya kinerja sektor riil ini selanjutnya
berpotensi meningkatkan intensitas transmisi krisis melalui jalur financial
secara tidak langsung dalam bentuk terhambatnya kemampuan melakukan pembiayaan
ekonomi. Bagi perbankan, lesunya kegiatan usaha dan meluasnya pemutusan
hubungan kerja berpotensi meningkatkan kredit nonlancar (nonperforming
loan/NPL) bank dan pada lanjutannya akan menahan bank dalam menyalurkan
kreditnya. Dari sisi pelaku usaha, performa ekonomi yang buruk juga akan
berimbas pada menurunnya tingkat profit usaha, yang selama ini menjadi salah
satu sumber bagi pembiayaan bisnisnya. Kondisi ini pada akhirnya akan menahan
pelaku usaha dalam melakukan ekspansi bisnisnya sehingga pertumbuhan ekonomi
akan mengalami perlambatan.
Daftar Pustaka
Basri, Faisal. 2008.
“Perekonomian Indonesia menjelang
abad XXI”. Jakarta: Erlangga.
Afsyah, Y.
2008. “Impact of Financial Crisis Industrial Growth and Enviromental
Performance in Indonesia.” (http://www.p2pays.org/ref/22/21735.pdf).
Diunduh pada Jumat, 4 Mei 2012)
Lin, J,
Y. 2008.
“The Impact of The Financial
Crisis on Developing Countries” (http://www.cristalk.worldbank.org/files/Oct31JustinLinKDIremark/pdf )
--------http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2141890-pengertian-globalisasi ekonomi/#ixzz1vQCgVTEG “Definisi
Globalisasi Ekonomi” (Diakses pada Jumat, 4 Mei 2012; pukul 22.25 WIB)
--------“Dampak
Globalisasi pada perekonomian Indonesia”. Diakses dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/dampak-globalisasi-pada-perekonomian-indonesia/ (Diakses
pada 4 Mei 2012)
--------“Krisis
Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia”. Diakses Sabtu, 5 Mei 2012; pukul 11.00 WIB
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/D39BC89A-107947E980BF9CC812E89D/16508/Bab3Krisis EkonomiGlobaldanDampaknyaterhadapPerekon.pdf . Diakses
Sabtu, 5 Mei 2012; pukul 11.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar