Oleh
Alpiadi Prawiraningrat
Judul:
“Memimpikan Manusia Indonesia yang Berkarakter”
Pengarang: P.
Adrianus, Kepala SMP dan Guru SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak,
Kalimantan Barat
Data Publikasi:
http://www.equator-news.com
/ 19 September 2011; Pukul 19.45 WIB
Apakah
itu karakter? Bagaimanakah sifat yang
dimiliki oleh manusia yang berkarakter? Seperti
apakah implementasi pendidikan karakter?
Pertanyaan tersebut selalu muncul
tatkala kita mengkaitkan antara pendidikan karakter dengan sifat-sifat yang
dihasilkan dari proses pendidikan karakter tersebut. Pertanyaan tersebut menjadi pemicu kali
ini. P. Adrianus, seorang pengamat
pendidikan provinsi Kalimantan Barat, menulis mengenai harapan akan manusia
Indonesia yang berkarakter.
Menurut
Adrianus, karakter adalah gambaran tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang
yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan melekat pada diri seseorang. Manusia berkarakter memiliki ranah kognisi,
afeksi, dan psikomotor yang baik, ditambah dengan emosi, spiritual, ketahanan
menghadapi masalah (adversity), serta
peka terhadap permasalahan sosial. Sehingga
dapat dijabarkan bahwa manusia berkarakter memiliki lima kriteria. (1) Memegang teguh nilai-nilai kehidupan yang
berlaku universal. Nilai-nilai tersebut,
misalnya cinta kasih, memiliki komitmen yang kuat, kesetiaan, solidaritas,
displin, tanggung jawab, demokratis, adil, dan jujur; (2) Memiliki komitmen berarti memiliki suatu
rasa keterikatan yang kuat terhadap suatu hal dan menepati janji untuk
melakukannya, termasuk janji dengan dirinya sendiri maupun orang lain dengan memegang
prinsip kebenaran hakiki; (3) Memiliki
sifat mandiri (otonom) dan terbuka. Artinya,
dibalik sikapnya yang mandiri dan memegang teguh prinsip yang dia yakini. Manusia berkarakter tidak sombong atau
membanggakan diri, tetapi tetap menerima
masukan dan nilai-nilai dari luar yang dia
olah kembali sehingga menjadi suatu kebenaran yang memiliki nilai kebaikan; (4) Teguh akan pendirian yang benar. Teguh berarti kuat berpegang pada adat, janji,
atau perkataan. Artinya, orang
berkarakter selalu teguh pada pendirian dan selalu menepati janji yang
diucapkannya serta bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya; (5) Memiliki kesetiaan yang solid. Setia yang dimaksudkan dalam hal ini berarti
taat, patuh, dan teguh hati. Orang yang
berkarakter dengan memiliki kesetiaan tersebut bisa diartikan kepatuhan dan
ketaatan.
Selanjutnya,
Implementasi Pendidikan Karakter dapat dimulai dari: (1) Rumah sebagai tempat
pembelajaran pertama di mana orang tua berperan sebagai pendidik yang harus memiliki karakter yang baik dan bijak
dalam mendidik putra-putrinya; (2) Sekolah,
di mana pendidikan karakter dimulai dari guru yang harus memiliki karakter yang
baik, mencintai muridnya, dan mampu mengedepankan nilai-nilai serta norma yang
berlaku dalam masyarakat dengan cinta dan kasih sayang; (3) Masyarakat, pendidikan karakter harus
dimulai dari setiap RT/RW. Dengan cara
membangun nilai-nilai kehidupan, persahabatan, cinta kasih, serta persaudaraan
dengan tetangga dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
Melihat
penjelasan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa manusia berkarakter
memiliki sifat-sifat baik dan mampu merealisasikan sifat-sifat yang dimilikinya
dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun
dalam hal implementasi pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkungan dengan
lingkup yang kecil dengan lingkungan yang lebih luas. Sehingga uraian Adrianus mengenai memimpikan
manusia Indonesia berkarakter dapat terealisasi apabila manusia Indonesia
memiliki sifat-sifat manusia berkarakter serta mampu mengimplementasikan sifat
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, guna mewujudkan bangsa Indonesia menjadi lebih
baik. Tidak hanya dari segi SDA (Sumber
Daya Alam), tapi juga SDM (Sumber Daya Manusia) yang jauh lebih berkompeten dengan
karakter serta budaya yang kuat sehingga mampu berkompetisi di kancah persaingan
dunia internasional. Sebagai wujud kontribusi
nyata bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan serta perkembangan dunia global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar