Oleh
Alpiadi Prawiraningrat
Judul: “Pancasila dan Budaya Indonesia”
Penulis: Sayidiman Suryohadiprojo, Mantan Gubernur
Lemhannas
Apakah
itu pancasila? Apakah keterkaitan antara
pancasila dan budaya Indonesia? Pertanyaan
tersebut selalu muncul tatkala kita membandingkan hubungan antara pancasila
sebagai ideologi bangsa dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pertanyaan tersebut menjadi pemicu kali
ini. Sayidiman Suryohadiprojo, Mantan Gubernur Lemhannas dan pengamat kebudayaan
Indonesia, menulis mengenai pancasila dan budaya Indonesia.
Menurut Sayidiman, pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia
yang merupakan rumusan serta pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
masyarakat Indonesia, artinya setiap kegiatan dalam segi kehidupan warga negara
Indonesia hendaknya selalu berlandaskan
pancasila.
Dalam pancasila terkandung harmoni
yang merupakan dasar munculnya keselarasan di tengah keberagaman dan perbedaan budaya
yang dimilki bangsa Indonesaia. Harmoni atau keselarasan tersebut tergambar
dalam pancasila berupa: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Bentuk
dari harmoni tersebut menjadikan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lain, bahkan
bertentangan dengan sikap budaya dunia Barat.
Karena sikap budaya harmoni yang dimiliki pancasila memandang
kebersamaan atau masyarakat sebagai pilar utama dalam kehidupan bangsa, sedangkan
budaya Barat menganggap bahwa individu manusia sebagai nilai utama dan aspek
terpenting dalam kehidupan bangsa. Itu
sebabnya dunia Barat menghasilkan individualisme
dan liberalisme, diikuti materialisme.
Sejarah
telah membuktikan, meskipun bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan dan
praktek imperialisme. Kehidupan masyarakat Indonesia dapat
terpelihara sesuai prinsip harmoni, toleransi, kontinuitas. Hal ini disebabkan karena harmoni pancasila
yang dimiliki bangsa Indonesia telah menjadi landasan yang sesuai bagi
masyarakat Indonesia.
Akan
tetapi, sejak pertengahan abad ke-20 hegemoni dunia Barat meningkat drastis,
baik kapitalistis maupun komunistis. Akibatnya,
saat ini bangsa Indonesia kian sukar memelihara sikap budaya harmoni pancasila. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin
tersisihnya sifat gotong royong dalam kehidupan masyarakat.
Di
Indoneisa, pada saat ini tidak hanya sifat gotong royong yang sulit ditemukan. Toleransi antar umat beragama makin tiada, dan
yang lebih berbahaya, semakin banyak yang mengabaikan kontinuitas keindonesiaan
terutama dalam kehidupan generasi muda Indonesia. Fenomena tersebut disebabkan karena pengaruh
dari hegemoni barat yang semakin meningkat dalam kehidupan masyarakat kita.
Oleh
Karena itu, untuk memperkuat sikap budaya Indonesia diperlukan perjuangan yang tidak mudah. Banyak sekali aspek yang harus terpenuhi,
diantaranya: (1) Sikap kepemimpinan yang teguh; (2) Mempunyai pemahaman budaya; dan (3) Memilki visi yang luas. Hal ini
disebabkan, karena di satu pihak, harus ditegakkan kembali sikap harmoni
yang terwujud dalam gotong royong. Di pihak lain, harus mengambil berbagai
unsur luar yang bermanfaat tanpa mengorbankan harmoni sebagai sikap budaya
Indonesia.
Melihat
pembahasan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa pancasila yang merupakan
ideologi bangsa Indonesia serta terkandung harmoni di dalamnya, merupakan salah satu aspek penting dalam
menjaga budaya bangsa Indonesia di tengah gencarnya hegemoni Barat. Uraian Sayidiman Suryohadiprojo tersebut,
dapat dikutip untuk menunjukan bahwa terdapat keterikatan antara pancasila dan
budaya Indonesia dalam bentuk harmoni yang terdapat dalam pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar