Minggu, 12 Mei 2013

Reading Comment “Amartya Sen in Development as Freedom: The Importance of Democracy”

oleh: Alpiadi Prawiraningrat

Pengalaman negara Barat dalam menerapkan demokrasi yang berimplikasi terhadap pencapaian kesejahteraan hidup masyarakatnya telah membuat banyak orang menilai bahwa demokrasi adalah suatu sistem politik yang dapat memberikan kesejahteraan.  Namun, pandangan tersebut menjadi bias tatkala kita melihat realita yang yang terjadi di negara-negara dunia ketiga yang mana ketika keran demokrasi dibuka dan diimplementasikan di negara-negara tersebut yang terjadi adalah berbagai persoalan, seperti konflik horisontal antar warga, kekacauan politik, perang saudara, kerusuhan etnis, hingga persoalan ekonomi.
Menjelaskan persoalan di atas terutama kaitannya demokrasi dengan ekonomi, Amartya Sen mencoba memaparkannya dengan melihat Demokrasi yang terjadi pada Dunia ketiga yang realitanya  bertolak belakang dengan demokrasi yang terjadi di Amerika yang nampak begitu ideal sebagaimana Tocqueville mengungapkana dalam tulisannya “Tentang Revolusi, Demokrasi dan Masyarakat”. 
Kembali kepada persoalan demokrasi di negara dunia ketiga. Persoalan ekonomi kerapkali menjadi isu yang memiliki keterkaitan dengan demokrasi.  Persoalan pemenuhuan kebutuhan hidup menjadi perosalan yang sangat menarik untuk diperbincangkan terutama dampak yang diberikan masyarakat terhadap demokrasi.  Dapat kita lihat bagaimana masyarakat di dunia ketiga terutama yang individu yang terjerat oleh romansa pemenuhun kebutuhan ekonomi sangat apatis terhadap demokrasi yang memunculkan rasa penasaran berkaitan mana yang lebih penting, urusan pemenuhan kebutuhan ataukah persoalan demokrasi di negaranya? Atau rasa penasaran untuk mengetahuai apakah masyarakat yang berkutat dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari itu tahu nilai-nilai demokrasi atau bahkan mereka tidak mengetahuai definisi demokrasi itu sendiri sebagai sistem politik di negaranya?
Saya sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Amartya Sen bahwa meskipun belum ada bukti empiris, namun dia meyakini bahwa orang-orang miskin mungkin tidak akan peduli pada demokrasi. Orang-orang miskin mungkin tidak akan peduli dengan apa itu kebebasan berpendapat, kebebasan berorganisasi, kesetraaan gender atau hak-hak asasi manusia sebagai variabel dari demokrasi atau pandangan yang menyatakan bahwa melalui demokrasi setiap bangsa dapat membentuk nilai-nilai dan membangun kesepahaman (understanding) tenteng kebutuhan (needs), hak (right) dan kewajiban (duties) atau menjadikan pemerintah akan selalu bertanggugjawab dan terbuka dalam menjalankan kewajibanya sebagaimana Amrtya Sen mengungkapknya dalam Democracy as a value (1997). Secara common sense mungkin kita bisa berpikir bahwa masuk diakal jika mereka lebih mementingkan kebutuhan hidup sehari-hari yang dampaknya dapat mereka rasakan secara nyata. Dibandingkan dengan memikirkan buah dari demokrasi demokrasi yang mungkin mereka sendiri tidak tahu definisi demokrasi itu sendiri, padahal sistem politik tersebut digunakan oleh negaranya.
Berkaitan dengan hal tersebut, sebetulnya bukanlahh persoalan lagi untuk membandingkan mana yang lebih penting antara demokrasi dan pemenuhan kebutuhan ekonomi, tapi bagaimanakah demokrasi dapat menjamin kesejahteraan atau lebih spesifik lagi kebutuhan ekonomi masyarakatnya? yang  realitanya tidak terjadi demikian di negara-negara dunia ketiga sebagaimana kita melihat negara-negara Barat.
Meskipun demikian, saya menyadari bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang instant atau magic yang langsung memberikan efek tatkala diimplementasikan dalam masyarakat. Demokrasi adalah suatu proses yang panjang. Demokrasi mungkin tidak secara langsung mengatasi masalah perkembangan ataupun pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Tetapi demokrasi dapat menjadi alat dalam merusumuskan solusi dalam menyelaskan persoalan tersebut yang tentunya dengan penerapan kebijakan yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif sebagaimana yang diungkapkan Amartya Sen.
Selain itu, Demokrasi juga membuka jalan terhadap isu atau persoalan yang tidak dianggap penting oleh suatu rezim pemerintahan di suatu negara tertentu sehingga dapat dibahas bersama dan dicarikan solusinya. Sebagai contoh adalah India berkaitan dengan persoalan kemiskinan yang semula tidak menjadi isu yang diperhatikan oleh pemerintah, namun setelah adanya demokrasi memberikan kesempatan untuk kaum oposisi menuntut kepada pemerintah India untuk mengangkat dan membahas isu tersebut dan melahirkan solusinya.  Hal ini menunjukan bahwa pelan tapi pasti demokrasi akan menuntun negara menuju ke arah yang lebih baik.
Meskipun memang sulit untuk menjelaskan bentuk demokrasi yang ideal yang dapat diterima oleh setiap negara di dunia. Namun, secara praktek konsep demokrasi telah dipraktekan di mana-mana, paling tidak mereka menerapkanya demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai lokal setempat. Sehingga berdasarkan pemaparan di atas persoalannya bukan lagi tentang demokrasi pantas atau tidak digunakan sebagai sistem politik suatu negara tapi bagaimana demokrasi tersebut diterapkan pada suatu negara sehingga tujuan dan nilai-nilai yang hendak dicapai oleh demokrasi dan negara tersebut dapat terwujud.  Meskipun kita sadari bahwa demokrasi bukanlah suatu sistem politik yang dapat memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi masyarakat atau bahkan menimbulkan persolan baru di masyarakat, tapi setidaknya demokrasi memberikan kesmpatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam menyelesaikan peroalan-persoalan yang ada dan meminimalisir dampak negatif dari persoalan tersebut walaupun memakan waktu yang panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar