Minggu, 12 Mei 2013

Reading Comment “Christian Welzel and Ronald Ingelhart: The Role of Ordinary People in Democratization”


oleh: Alpiadi Prawiraningrat
Setelah kita menelaah demokrasi yang terjadi di Amerika yang nampak begitu ideal sebagaimana Tocqueville mengungapkana dalam tulisannya “Tentang Revolusi, Demokrasi dan Masyarakat” dan alasan pentingnya demokrasi sebagaimana yang diungkakan oleh Amartya Sent dalam Development as Freedom: The Importance of Democracy. Kali ini, kita akan memahami bagaimana seharusnya demokrasi berlangsung efektif di masyarakat.
Christian Welzel dan Ronald Ingelhart dalam karyanya “The Role of Ordinary People in Democratization” memaparkan dua konsep mengenai demokrasi. Pertama, demokrasi dalam arti sempit yaitu electoral democracy yang menekankan pada pemilu yang kompetitif, bebas, dan adil, di mana elit memegang peranan kunci dan mobilisasi sosial memegang peranan yang kurang penting. Kedua, demokrasi dalam arti luas yaitu liberal demoracy yang memberikan kesempatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi secara lebih luas.  Kedua konsep tersebut saya pikir masih kurang spesifik, karena tidak ada indikator yang jelas dan nyata yang menjelaskan bagaimana suatu demokrasi yang dipahami dalam arti sempit dapat dikatakan bebas dan adil? atau mungkinkah diberikanya kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih luas dalam politik dapat menjamin pelaksanaan sistem politik yang lebih demokrasi atau justru menimbulkan kaum oligarkhis dan konflik di antara masyarakat?
Meskipun Welzel dan Inglehart mengungkapkan bahwa kedua konsep tersebut sama-sama benar, tergantung dalam situasi dan kondisi masyarakat yang menggunakannya. Namun kita perlu menelaah bagaiman kondisis yang terjadi tatkala demokrasi dilaksanakan oleh negara-negara dunia ketiga dengan sistem eletoral democracy, justru yang terjadi adalah penyimpangan yang dilakukan oleh aktor-aktor politik.  Begitupun kebebasan yang diberikan kepada masyarakat untuk lebih berpartisispasi aktif dalam alam politik justru malah menimbulkan konflik, yang sering terjadi selepas pemilihan umum akbiat ketidakpuasan terhadap hasil pemilihan umum. Sehingga yang menjadi pertanyaan, bagimana demokrasi yang efektif dapat berlangsung sehingga persoalan di atas dapat dihindari?
 Berkaitan dengan hal tersebut Christian Welzel dan Ronald Ingelhart mengungkapkan adanya tiga kriteria dasar yang dapat digunakan untuk menentukan demokrasi yang efektif. Tiga kriteria tersebut, yaitu:  a). Empowering Economy, berkaitan dengan sumber daya yang tersedia bagi masyarakat, termasuk pendidikan. Sehingga dapat menunjang masyarakat untuk berpatisipasi secara partisipatoris dalam kehidupan politik;  b). Empowering Culture dipahami sebagai karakteristik atau nilai-nilai dari suatu masyarakat;  c). Empowering Regime, yaitu peran institusi-institusi demokrasi dalam menjamin hak dan kebebasan politik masyarakat.
Meskipun ketiga hal di atas membentuk sebuah korelasi di mana sumber daya yang tersedia seperti sumber ekonomi dapat menunjang masyarakat memperoleh pendidikan sehingga dapat menggali potensi diri dan membentuk kepribadian yang baik sehingga diharapkan melahirkan pribadi yang cerdas dapat berperan dalam mengontrol dan mengawasi terhadap demokrasi itu sendiri. Hal tersebut pula dapat menjadi alat yang tepat dalam mengontrol peran pemerintah yang berlebihan atau kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat. Dan hal tersebut yang dimaksud demokrasi yang efektif itu, dimana masyarakat memainkan peran yang besar.
Namun apakah realitanya demikian? Kenyataanya tidak.  Menurut pendapat saya akan butuh waktu lama untuk mencapai hal tersebut, apalagi jika melihat dalam konteks negara dunia ketiga. Kapitalisasi telah menguras sumber daya, baik sumber daya alam maupun manusia yang terdapat di negara dunia ketiga secara luar biasa.  Sehingga negara tidak dapat memanfaatkanya secara optimal dan berimplikasi terhadap keterbatasan dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, dan pembentukan sarana dan prasarana yang dapat menunjang peningkatan sumber daya manusia seperti sarana dan prasarana pendidikan.  Sebagai contoh adalah Indoneisa sebagai negara dunia ketiga yang kaya akan susmber daya alam, namun kesenjangan masih terjadi.  Seperti banyak anak putus sekolah karena keterbatasan biaya, pelayanan kesehatan yang buruk yang diperoleh oleh masyarakat di daerah-daerah terpencil. Dapatkah dikatakan bahwa sumber daya alam yang melimpah dapat mnejamin berjalnya dmeokrasi secara efektif?
Meskipun mencapi demokrasi secara efektif sangat membutuhkan waktu yang lama, namun itu adalah salah satu upaya untuk menghasilkan demokrasi yang didambakan masyarakat.  Demokrasi yang dapat memberikan angin perubahan ke arah yang lebih baik dalam masyarakat. Oleh karena itu, upaya peningkatan sumber daya yang merupakan bentuk dari empowering economy perlu untuk dilakukan. Sehingga dapat meransang berkembangnya pula empowering culture dan empowering regime ke arah yang lebih baik sebagai bentuk dari karakteristik demokrasi yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar